Di penghujung masa
Perang Dunia I, Jerman menyatakan menyerah kalah dan menarik semua
pasukannya dari Eropa. Situasi ini membuat para petinggi militer Jerman
kebingungan kala itu, karena mereka merasa tidak kalah di medan
pertempuran. Lalu kenapa mereka disuruh untuk menyerah dan mundur ? Hal
ini membuat para petinggi militer Jerman diam- diam geram kepada
pemimpin dan politisi Jerman. Ditambah pula kerugian yang diakibatkan
oleh perjanjian Versailles (1919) yang amat merugikan Jerman. Isi dari
perjanjian tersebut adalah pembatasan militer Jerman, penyerahan
sejumlah wilayah- wilayah koloninya dan pembayaran sejumlah besar uang
kepada negara- negara pemenang perang ( Inggris , Perancis dan Russia )
yang sangat mencekik bangsa Jerman.
Sedangkan
untuk pembiayaan perang dalam PD I, Jerman selalu membayarnya dengan
mencetak uang bukan dengan uang pajak. Hasilnya adalah, seusai perang
mata uang Marks runtuh nilainya. Didalam negeri, investasi hampir tidak
ada lagi nilainya sementara kebanyakan orang melakukan transaksi dengan
membarter barang dan sekitar 30% rakyat Jerman tidak bisa memiliki
pekerjaan, singkatnya negara dalam keadaan “chaos”. Sementara Inggris
dan Perancis mengancam akan meneruskan serangan bila Jerman tidak bisa
memenuhi jadwal pembayaran. Hasilnya adalah legiun Perancis dan Belgia
menduduki wilayah industri Jerman di Ruhr pada Januari 1923. Tujuan
pasukan tersebut adalah untuk menduduki tambang-tambang emas Jerman dan
mengalihkan outputnya ke Perancis. Namun akhirnya para pekerja tambang
emas tersebut beramai- ramai melakukan mogok kerja dan meninggalkan
tambang tersebut. Sungguh berbeda dengan rakyat Jerman, kaum Yahudi
Jerman yang tinggal bersama rakyat Jerman hidup kaya raya sebagai
pengusaha, bankir dan industriawan. Karakter Yahudi juga dikenal sangat
tidak simpatik, kebanyakan Yahudi Jerman membatasi pergaulannya dengan
orang selain Yahudi. Sifat mereka yang cenderung etnosentris
mengakibatkan mereka sulit untuk berbaur serta sering memancing
kecurigaan dan kecemburuan. Hitler juga mencurigai kaum Yahudi sebagai
pemilik denyut nadi ekonomi Jerman yang selalu melarikan harta
kekayaannya keluar Jerman dan menyokong musuh- musuh Jerman selama
Perang Dunia I lewat pembiayaan. Itulah salah satu sebabnya mengapa
Hitler dan NAZI nya menimpakan semua kesalahan atas kekalahan PD I
kepada kaum Yahudi.
Adalah
Adolf Hitler, veteran perang berpangkat Kopral yang menyajikan fakta-
fakta ini sebagai butir- butir perjuangan partainya. Ia berusaha membuka
mata rakyat Jerman yang telah dipermainkan sejumlah politisi. Ia pernah
berkata,”mereka yang pernah menyuruh kita berperang atas nama negara
tapi setelah kita hampir mencapai kemenangan mereka juga yang menyuruh
kita untuk kalah”. Saat itu Jerman sangat terpukul dan terisolir
kegiatan ekonominya namun kekuatan militernya masih tetap digdaya. Oleh
karena itu, argumentasi A. Hitler untuk berperang waktu itu adalah
argumentasi yang dapat diterima oleh hampir seluruh rakyat Jerman. Satu-
satunya cara untuk mengembalikan martabat bangsa dan negara adalah
mengadakan perang dengan sekutu ( Inggris , Perancis dan Russia ) dan
membalas kekalahan yang pernah mereka derita.
Jadi
adalah sangat menggelikan bila Kolonel Stauffenberg dan kawan- kawannya
yang ditampilkan sebagai hero yang ingin menyelamatkan Eropa dari
serangan ekspansif Hitler. Justru Jermanlah yang ingin berperang untuk
membebaskan dirinya dari kungkungan perjanjian Versailles. Tulisan ini
bukanlah bermaksud untuk merehabilitasi nama Adolf Hitler ataupun semua
kejahatan yang pernah dilakukannya sebagai tiran. Terlepas dari semua
kejahatannya, Adolf Hitler adalah seorang politisi yang cerdas sekaligus
pemimpin militer yang kejam. Ia juga bukanlah pejabat korup, sebaliknya
semua hartanya diserahkan kepada negara. Terlebih- lebih mengait-
ngaitkannya kepada sebuah kelompok mistis tertentu adalah lebih tidak
masuk akal. Namun kebencian terhadap figur ini perlu terus dipompa dari
berbagai angle dan dari segala arah untuk mengingatkan opini umum akan
peristiwa Holocaust. Sebagai peristiwa pembantaian yang paling
mengerikan dalam sejarah manusia.
Holocaust
adalah nama dari peristiwa pembantaian Yahudi oleh NAZI Jerman. Program
ini sering disebut solusi final NAZI Jerman kepada kaum Yahudi.
Metodenya adalah dengan membangun kamp- kamp konsentrasi dimana seluruh
orang Yahudi dikumpulkan untuk kemudian satu persatu dibunuh dengan cara
dimasukkan ke kamar gas. Diperkirakan jumlah korban tewas Holocaust ini
berkisar 4 juta jiwa. Lokasi kamp- kamp konsentrasi tersebar luas
didalam Jerman (Auschwitz, Dachau, Buchenwald, dll. ) maupun di daerah
–daerah pendudukan Jerman selama perang dunia II yang kesemua totalnya
berjumlah 15,000 kamp.
Holo”hoax”
adalah pelintiran kata dari Holocaust. Hoax adalah usaha yang disengaja
untuk menipu atau membohongi orang lain untuk mempercayai keberadaan
sesuatu yang tidak ada. Holohaux adalah usaha untuk menipu opini umum
untuk mempercayai bahwa hal semacam Holocaust pernah ada didalam
sejarah.
Adalah
David John Cawdell Irving sejarawan asal Inggris yang membongkar
kepalsuan teori Holocaust. Ia menyatakan bahwa Holocaust tidak pernah
ada karena beberapa hal berikut :
1.
Istilah Holocaust tidak pernah ada selama Perang Dunia II ataupun
pernah ditemukan disemua surat kabar dan media massa di masa itu.
Istilah Holocaust baru muncul pertama kali di sekitar tahun 1970 an atau
25 tahun setelah Perang Dunia II berakhir.
2.
Tidak ditemukan satu dokumen atau arsip apapun yang menghubungkan A.
Hitler dengan kata “Holocaust” dari jaman pemerintahannya. Atau tidak
ada satu dokumen pun yang pernah menyebut-nyebut mengenai hal itu.
3.
Kapal induk teori Holocaust adalah keberadaan kamp konsentrasi Jerman
yang berada di Auschwitz yang disebut sebagai kamp terbesar. Di tempat
itulah, dikatakan ratusan ribu Yahudi dibantai dengan cara dimasukkan ke
kamar gas. Namun, dari sisa- sisa gedung Auschwitz tidak ditemukan
sedikitpun residu gas sianida yang seharusnya banyak tertempel di
dinding- dinding gedung tersebut. Sebagian gedung tersebut masih
berdiri. Keberadaan Holocaust di Auschwitz sudah pernah diuji oleh
insinyur asal AS, Frederick Leuchter pada tahun 1988 yang sering menjadi
konsultan penjara dan ahli dalam teknologi eksekusi . Tugas Leuchter
adalah untuk memeriksa apakah gedung tersebut pernah digunakan untuk
melakukan eksekusi dengan gas sianida ataukah gedung tersebut
memungkinkan untuk melakukannya. Hasilnya adalah sama sekali tidak
ditemukan residu gas sianida pada semua bagian gedung tersebut kecuali
pada suatu bagian. Yang dibagian gedung tersebut adalah gas Zyklon B
bukan digunakan untuk mengeksekusi tahanan melainkan untuk
meng-disinfektan baju tahanan atau membersihkan baju- baju tahanan dari
kuman. Hasil penelitian Leuchter kemudian disebut the Leuchter Report.
4.
Museum atau gedung Auschwitz yang sekarang sering diperlihatkan kepada
turis adalah gedung palsu untuk kepentingan pariwisata yang baru
dibangun pada tahun 1948 , yaitu 3 tahun setelah perang dunia II usai.
5.
Tidak ada satu pun dari sekian banyak dokumen perang atau dokumen
militer yang ditemukan dari pihak NAZI Jerman yang pernah menyebut
keberadaan Holocaust ataupun pembantaian massal terencana kepada kaum
Yahudi atau satu pun yang menyebut pembantaian terencana dengan
pemakaian kamar gas. Mengingat begitu besarnya skala peristiwa Holocaust
yang digambarkan tersebut pastilah setidaknya ada sedikit arsip berupa
surat atau file dokumen yang menyebut peristiwa itu.
6.
Jika benar Holocaust telah membantai 4 juta orang Yahudi maka
diperkirakan Jerman perlu membunuh 60.000 orang per hari. Teori ini
perlu dipertanyakan , karena yang pertama, bila mereka harus membunuh
60,000 orang per hari pihak Jerman sendiri dapat kehabisan gas sianida
untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Yang kedua , untuk mengkremasi
sebegitu besar jumlah mayat tersebut diperlukan 2000 ton arang per hari
yang dimana hal ini sama sekali tidak ditemukan di semua lokasi yang
disebut Holocaust.
7.
Kamp konsentrasi atau kamp kerja paksa tersebut memang benar adanya.
Tetapi jumlah total yang tewas di Auschwitz hanya sekitar 66,000 orang.
Sebagian besar korban kamp tewas karena kondisi kesehatan yang buruk dan
kelaparan. Sebagian lainnya lagi meninggal karena eksekusi.
Memang
tidak diragukan lagi bila A. Hitler dan partai NAZInya telah melakukan
sejumlah kejahatan perang ( war crimes ) berupa pembantaian ke sejumlah
warga sipil yang tidak bersalah atau kelompok- kelompok tertentu yang
tidak disukainya.
Sebagai
korban dari kejahatan perang, pada dasarnya semua korban sipil yang
tidak bersalah selama Perang Dunia II yang menjadi korban pembunuhan
yang disengaja oleh pihak militer musuh adalah kejahatan perang. Warga
sipil Yahudi yang menjadi korban pembantaian semasa perang disebut
sebagai korban kejahatan perang adalah bukan karena mereka Yahudi,
melainkan adalah karena mereka warga sipil Yahudi. Faktanya, bangsa
Yahudi bukanlah satu- satunya korban kejahatan perang yang terjadi
semasa Perang Dunia II melainkan hampir seluruh warga sipil dunia pernah
menjadi korban kejahatan perang pada masa itu termasuk warga sipil
Jerman sendiri. Oleh karena itu kaum Yahudi menciptakan kata baru,
“genocide” dan “holocaust” yang berarti pembantaian ras dan kemudian
membuatnya seakan kejahatan NAZI Jerman hanya diperuntukkan kepada kaum
Yahudi saja sebagai tujuan pemusnahan ras. Dengan cara ini mereka
melakukan penipuan sejarah agar seluruh dunia merasa bersalah atas
peristiwa Holocaust.
Hingga
sekarang Holocaust digunakan untuk menggiring opini umum dunia dalam
usaha pendirian negara Israel. Sebagai bangsa yang pernah menjadi korban
pembantaian, kaum Yahudi merasa mendapat pembenaran untuk mendapatkan
seluruh tanah Palestina. Oleh karena itulah, seberapa pun besarnya
jumlah korban sipil yang jatuh dari warga Palestina tidak akan bisa
menandingi kepedihan bangsa Yahudi yang pernah merasakan Holocaust.
Seberapa banyakpun jumlah korban sipil Palestina yang mati tidak akan
bisa menandingi 4 juta jiwa jumlah korban sipil Yahudi di Holocaust.
Holocaust juga digunakan untuk penuntutan uang reparasi perang kepada
pemerintah Jerman atas semua korban Yahudi Holocaust. Sekarang, setiap
orang yang meragukan teori Holocaust akan dituding sebagai anti-semit,
Neo-NAZI dan rasis. Atau sebutan yang terbaru sekarang adalah “Holocaust
denier” (Penolak Holocaust). Termasuk David Irving sendiri yang sempat
mengalami 3 tahun kurungan penjara oleh pemerintah Austria di Februari
2006 hanya karena menyajikan kesimpulannya sebagai sejarawan. Irving
juga kehilangan kontrak bernilai jutaan dollar dari sejumlah penerbit
besar hanya karena ia menolak untuk memasukkan peristiwa Holocaust
didalam buku- bukunya.
Film-
film anti NAZI Jerman seperti Valkyrie ( 2009 ), Defiance (2008), an
yang paling terkenal Schindler's List (1993), 2014 (Fury) dan lain-lainnya sengaja
dikeluarkan terus – menerus untuk menggiring opini umum dunia agar
percaya pada Holocaust. Bahkan, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir
David Irving mencatat telah ada 10,000 judul film yang mengisahkan
kekejaman NAZI Jerman atau Hitler.
3 komentar:
Heil Hitler!
Heil fuhrer
Heil Hitler
Posting Komentar