Kebobrokan Nike Inc.

Nike Inc., korporasi multinasional asal Amerika Serikat beraset US$ 18.6 miliar, menjual sepatu, pakaian, dan alat-alat olahraga termahal di dunia. Merek terkenal sepatu Air Jordan dijual banderol US$ 200-250 per pasang. Mereka juga mensponsori beberapa olahragawan tersohor dunia, seperti Tiger Woods, Michael Jordan, dan Ronaldo. selain itu, mereka pun memiliki perjanjian dengan berbagai tim sepakbola dunia seperti Manchester United, FC Barcelona, Arsenal, dan Juventus.

Nike tidak memproduksi sendiri. Dia mengontrak perusahaan lain di 52 negara dengan jumlah buruh 800.000 orang. Di Indonesia, terdapat sekitar 40 pabrik yang membuat produk Nike dengan jumlah buruh 170.000 orang.

Berikut adalah beberapa kebobrokan Nike Inc.

1.Upah Murah
Salah satu pabrik di kawasan industri Jakarta membayar upah tertinggi US$ 148 (Rp1.333.000) perbulan atau US$ per hari (8 jam kerja) untuk memproduksi 3-4 pasang sepatu. Upah tersebut di bawah UMR Jakarta yang sudah dinaikkan sebesar US$ 229 ( Rp 2.200.000)

2. Pemberangusan Serikat Buruh 
Buruh di sejumlah pabrik Nike Indonesia mengalami berbagai kekerasan karena berusaha mengorganisasi diri dalam serikat buruh. Seorang buruh dikunci di sebuah ruang di pabrik dan diinterogasi selama seminggu oleh oknum militer.

3. Lembur Tanpa Dibayar 
PT Nikomas, salah satu pabrik Nike di Serang, pada tahun 2011 memaksa 13.000 buruh di divisi penjahitan untuk bekerja lembur satu jam tanpa dibayar untuk memenuhi kuota produksi 2.000.000 pasang sepatu perbulan. Tindakan ilegal tersebut diduga sudah berlangsung selama 18 tahun.

4. Menipu Buruh 
Nike menerbitkan kode etik bagi pabrik-pabriknya di luar negeri. Tapi, di sejumlah negara, termasuk Indonesia, kode etik diedit sehingga buruh tidak paham. Seringkali malah buruh tak pernah mendengar sama sekali tentang ketentuan dalam kode etik.

5. Perlakukan Buruk 
Para aktivis menemukan banyak pabrik Nike di Indonesia melakukan pelecehan, baik verbal maupun fisik terhadap buruh. Buruh dipanggil dengan sebutan-sebutan kasar seperti "babi" dan "anjing". Tidak hanya itu, banyak pabrik yang tidak memperlakukan buruh mereka secara manusiawi . nasi ransum mereka berulat. Buruh pun disabet dengan rotan jika mereka terlambat masuk kerja.

6. Terus Mencari Upah Murah 
Nike terus mencari lokasi produksi yang menyediakan upah murah bagi buruh. Ketika di sebuah negara, upah naik dan daya tawar serikat buruh meningkat, maka Nike pun pindah mencari negara lain. Kebijakan perusahaan adalah mencari upah buruh termurah.

Sumber : Majalah Sindo Weekly No.47 Tahun I, 24-30 Januari 2013

1 komentar:

agen bola mengatakan...

buset parah amat bro