Ahmadiyah al-Qadiyan

Ahmadiyah al-Qadiyan adalah suatu aliran yang bertendensi Islam yang bernaung di bawah seorang pemimpin yang mengaku menjadi nabi, yang tercetus pertama kali dari negeri India.
Profil Singkat
Dr. Muhammad Iqbal, penyair terkenal dan sedaerah dengan pendiri aliran Ahmadiyah al-Qadiyan, mengatakan, "Qadianisme suatu organisasi yang berusaha untuk menciptakan golongan baru berdasarkan kenabian untuk menyaingi kenabian Muhammad saw."

Aliran Ahmadiyah al-Qadiyan didirikan oleh Mirza Ghulam pada tanggal 23 Maret 1889 M di sebuah kota yang bernama Ludhiana di Punjab, India.

Pendiri Jemaat Ahmadiyah adalah salah seorang penulis buku yang produktif, yang dilahirkan pada tanggal 15 Februari 1935 M di Qadian, Nejed, India pada akhir kekuasaan pemerintahan Sikh.

Pengikut Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan menyejajarkan imamnya yang mengaku sebagai nabi dengan derajat Nabi isa a.s., musa a.s., dan Nabi dawud a.s.

Mirza Ghulam Ahmad meninggal pada jam 10.30 tanggal 26 Mei 1908 M akibat teserang penyakit kolera. (Mirza Basyaruddin, Tuhfad Shad Zada, hlm. 34).

Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan masuk ke Indonesia pada tahun 1935 M, dan saat ini telah tersebar ke berbagai daerah di wilayah Republik Indonesia, bahkan telah mempunyai sekitar 300 cabang, terutama di Jakarta, Jawa Barat, Jawa tengah, Sumatra Barat, Palembang, Bengkulu, Bali, NTB, dll.

Saat ini Jamaah Ahmadiyah al-Qadiyan berpusat di Parung, Bogor, Jawa Barat, dengan gedung yang megah dan dilengkapi dengan peralatan yang canggih, serta perumahan seluas sekitar 15 hektar yang terletak di pinggir jalan raya Jakarta Bogor lewat Parung.

Sumber Hukum Aliran Ahmadiyah al-Qadiyan

Aliran ini mengakui dirinya bersumber dari:
1. Alquranul Karim.
2. At-Tazkhirah, yaitu sebuah buku yang memuat sajak-sajak buatan Mirza Ghulam Ahmad yang diyakini oleh para pengikutnya sebagai Alquran atau kitab suci yang diterima Mirza Ghulam Ahmad dari Allah SWT. Karena, Mirza ghulam Ahmad mengaku menerima wahyu dari Allah SWT.
3. Hadis Nabi saw.
4. Hadis buatan Mirza Ghulam Ahmad. Kitab hadis ini berisi petunjuk-petunjuk, hokum-hukum, perintah-perintah, dan larangan-larangan, halal, haram, dll. yang semuanya adalah perkatan Mirza Ghulam Ahmad, namun mereka meyakininya sebagai hadis.
5. Petunjuk Huzur, yaitu petunjuk Khalifah Ahmadiyah al-Qadiyan.

Jumlah Kibat Suci menurut Ahmadiyah al-Qadiyan

Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan meyakini bahwa kitab suci yang Allah turunkan ke dunia kepada para nabi dan rasul-Nya ada lima.
1. Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa.
2. Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Dawud.
3. Kitab Injil, diturunkan kepada nabi Isa.
4. Kitab Alquran, diturunkan kepada nabi Muhammad saw.
5. Kitab At-Tazkirah, diturunkan kepada Mirza Ghulam Ahmad.

Anggapan Ahmadiyah al-Qadiyan ini tentunya menyalahi akidah Islam, yang Allah hanya menurunkan empat buah kitab suci selain suhuf kepada para nabi dan rasul-Nya, yaitu sebagai berikut.
1. Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa a.s.
2. Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Dawud a.s.
3. Kitab Injil, diturunkan kepada nabi Isa a.s.
4. Kitab Alquran, diturunkan kepada nabi Muhammad saw.

Dan, perlu diketahui bahwa kitab At-Tadzkirah yang diyakini oleh Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan sebagai kitab suci itu hanyalah kumpulan sajak-sajak buatan Mirza Ghulam Ahmad yang mencampuradukan dengan ayat-ayat suci Alquran. Mirza Ghulam Ahmad telah membajak sejumlah ayat-ayat Alquran yang kemudian disesuaikan dengan alirannya dan dimasukkan dalam sajak-sajaknya, namun lucunya kumpulan sajak itu dikatakan kitab suci.

Jumlah Nabi dan Rasul menurut Ahmadiyah al-Qadiyan

Jumlah nabi dan rasul yang wajib diimani dan diyakini oleh aliran ini adalah 26 nabi. Adapun menurut ajaran Islam yang benar, jumlah nabi dan rasul yang wajib diimani adalah sebanyak 25, sebab setelah Nabi Muhammad saw. sudah tidak ada lagi nabi sesudahnya. Beliau adalah penutup para nabi dan rasul. Akan tetapi, aliran Ahmadiyah al-Qadiyan ini meyakini ada satu lagi rasul yang wajib diimani, yaitu Mirza Ghulam Ahmad.


Nama-Nama Bulan menurut Ahmadiyah al-Qadiyan

Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan membuat nama-nama bulan sendiri yang berbeda dengan nama-nama bulan yang telah ditetapkan oleh Islam. Nama-nama bulan versi Ahmadiyah al-Qadiyan adalah sebagai berikut.
1. Suluh
2. Tabligh
3. Aman
4. Shahadah
5. Hijrah
6. Ihsan
7. Wafa'
8. Dhuhur
9. Tabuk
10. Ikha'
11. Nubuwwah
12. Fattah

Adapun nama-nama bulan yang ditetapkan oleh Islam adalah sebagai berikut.
1. Muharram (Muharam)
2. Shafar (Sapar)
3. Rabi'ul Awwal (Rabiulawal)
4. Rabi'ul Akhir (Rabiulakhir)
5. Jumadil Awwal (Jumadilawal)
6. Jumadil Akhir (Jumadilakhir)
7. Rajab (Rajab)
8. Sya'ban (Syaban)
9. Ramadhan (Ramadan)
10. Syawwal (Syawal)
11. Dzulqaidah (Zulkaidah)
12. Dzulhijjah (Zulhijah)

Tanah Suci menurut Ahmadiyah al-Qadiyan

Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan berkeyakinan bahwa tanah suci dan tempat menunaikan ibadah haji, selain di Mekah (Kakbah), juga di Rabwah dan Qadian India. Mereka meyakini bahwa Qadian di India adalah tempat suci selain Makkah al-mukarramah dan Madinah al-munawarrah, karena menurutnya Allah SWT telah memilih tempat tersebut untuk menurunkan wahyu-wahyu-nya yang diturunkan kepada Mirza Ghulam Ahmad, sebagaimana disebutkan dalam wahyu versi Mirza Ghulam Ahmad, "Sesungguhnya telah kami turunkan kitab suci (Tadzkirah) di Qadian dan dengan kebenaran kami telah menurunkannya dan dengan kebenaran kami telah turunkan." (Haqiqatu al-Wahyu, hlm. 8).

Mirza Ghulam Ahmad mengatakan, "Ibadah haji ke Mekah tanpa haji ke Qadian adalah haji yang kering lagi hampa, karena haji ke Mekah sekarang tidak menjalankan misinya dan tidak menjalankan kewajibannya." (Badan Penelitian dan Pengembangan Agama Depag RI, 1985, hlm. 19--20).

Kenabian menurut Ahmadiyah al-Qadiyan

Ahmadiyah al-Qadiyan meyakini bahwa kebaniab masih terus berlanjut tanpa akhir dan terputus hingga hari kiamat. Ahmadiyah sangat tidak setuju dengan firman Allah SWT yang tercantum di dalam Alquran yang menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah penutup para nabi dan rasul.

Ahmadiyah al-Qadiyan mengartikan lafaz khatam pada surah Al-Ahzab ayat 40 sebagai "cincin", dan bukan "penutup. Maka, arti ayat tersebut menjadi "Namun Muhammad adalh cincin para nabi." Ini adalah arti yang menyimpang dari pemahaman yang benar, ditinjau dari segi apa pun.

Ahmadiyah al-Qadiyan Membajak Alquran

Mirza Ghulam Ahmad yang mengaku sebagai nabi yang ke-26 dan mengaku menerima wahyu dari Allah SWT telah memalsukan sejumlah ayat Alquran. Sedikitnya terdapat 339 ayat Alquran yang dipalsukan olehnya. Mirza Ghulam Ahmad memalsukan ayat-ayat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sajak-sajak buatannya, yang dikatakannya sebagai wahyu yang diturunkan dari Allah kepadanya, para pengikutnya juga tertipu dan meyakininya tanpa mengecek kebenarannya. Pemalsuan yang dilakukannya terhadap beberapa ayat Alquran tidak lain agar orang-orang mempercayainya. Dengan susunan yang sama seperti ayat-ayat Alquran (padahal isinya telah dibelokkan), orang yang masih bodoh dalam agama pasti mempercayainya. Ini adalah taktik pengelabuhan.

Di antara ayat-ayat Alquran yang dipalsukan oleh Mirza Ghulam Ahmad adalah sebagai berikut.
1. Surah Al-Baqarah: 11, 13, 20, 30, 35, 61, 106, 114, 120, 125, 214.
2. Surah Ali Imran: 3, 31, 37, 55, 123, 139, 140, 179.
3. Surah An-Nisa': 79, 82.
4. Surah Al-Maidah: 20, 56, 83.
5. Surah Al-An'am: 9, 14, 30, 34, 45, 55, 57, 91, 115, 135.
6. Surah Al-a'raf: 37, 113, 177, 178.
7. Surah Al-Anfal: 17, 30, 33, 36.
8. Surah At-Taubah: 32 dan 36.
9. Surah Yunus: 2 dan 16.
10. Surah Hud: 35.
11. Surah Yusuf: 39, 87, 91, 94, 97, 101.
12. Surah Ar-Ra'd: 11 dan 114.
13. Surah Al-Hijr: 95.
14. Surah An-Nahl: 128.
15. Surah Al-Isra': 1, 8, 36, 81, 96, 105, 110.
16. Surah Al-Kahfi: 110.
17. Surah Maryam: 34 dan 52.
18. Surah Thaha: 1 dan 131.
19. Surah Al-Ambiya': 3, 30, 36, 107.
20. Surah Al-Haj: 27.
21. Surah Al-Mu'minun: 27 dan 36.
22. Surah An-Nuur: 20.
23. Surah Asy-Syu'ara: 3, 222.
24. Surah An-Naml: 10.
25. Surah Al-Qashash: 6, 38.
26. Surah Al-Ankabut: 1.
27. Surah Al-Ahzab: 46.
28. Surah saba': 10.
29. Surah Yasin: 1, 3, 4, 6, 36, 58, 59, 83.
30. Surah Az-Zumar: 36, 37.
31. Surah Fush-Shilat: 31, 53.
32. Surah Fath: 1, 2, 3, 10.
33. Surah Adz-Dzariyat: 14.
34. Surah At-Thuur: 48.
35. Surah Al-Qamar: 44.
36. Surah Ar-Rahman: 2, 26.
37. Surah Al-Waqi'ah: 13, 79.
38. Surah Shaf: 8.
39. Surah Al-Qalam: 2.
40. Surah Al-Muzammil: 15.
41. Surah Al-Muddatsir: 25.
42. Surah Al-Bayyinah: 1.
43. Surah Az-Zilzalah: 1--3.
44. Surah An-Nashr dan Al-Lahab: 1. (Haqiqatu al-Wahyu, hlm. 70--108).

Sumber: Diadaptasi dari Mengenal Aliran-Aliran Islam dan Ciri-Ciri Ajarannya, Drs. Muhammad Sufyan Raji Abdullah, Lc.