Artikel tentang Sejarah Perang Dunia II ini dikumpulkan oleh penulis berasal dari berbagai sumber dan disusun menjadi satu sehingga boleh dikatakan paling lengkap membahas Sejarah Perang Dunia II termasuk diantaranya senjata-senjata yang digunakan, Serbuan Pearl Harbor, Operasi Barbarossa, Pertempuran Stalingrad, Pertempuran Normandia (D-day), sampai membahas invasi Jepang ke Hindia Belanda (Indonesia). Silahkan para pengunjung menyimaknya, jika diperlukan juga silahkan copy paste tidak masalah koq.
Periode: Perang :Tanggal 1 September 1939–2 September 1945
Lokasi Eropa, Pasifik, Asia Tenggara, Timur Tengah, Mediterania dan Afrika.
Latar Belakang PD II: Lokasi Eropa, Pasifik, Asia Tenggara, Timur Tengah, Mediterania dan Afrika.
- Benito Mussolini di Italia mempelopori gerakan fasvio de combatimento, dengan cita-cita membentuk Italia Raya
- Adolf Hitler, Jerman. Membentuk NAZI
- Tenno Meiji, Jepang. Fasis Militer.
Penyebab :Penyerangan Jerman Ke Polandia (Eropa) , Penyerangan Pearl Harbour (Asia & Pasifik
Pihak yang terlibat
Sekutu:
- Polandia
- Britania Raya
- Perancis
- Uni Soviet (1941-1945)
- Amerika Serikat (1941-1945)
- Republik Cina
- lainnya
- Nazi Jerman
- Slowakia
- Uni Soviet (1939-1941)
- Italia (1940-1943)
- Jepang
- Hungaria (1940-1944)
- Romania (1941-1944)
- Finlandia (1941-1944)
- Irak
- Thailand (1941-1945)
- lainnya
Komandan Pihak Sekutu
- Winston Churchill
- Joseph Stalin
- Franklin Roosevelt
- Chiang Kai-Shek
- Władysław Sikorski
- Adolf Hitler
- Benito Mussolini
- Hideki Tojo
Keterangan Gambar : Warna hijau tua adalah negara-negara nlok sekutu
Warna hijau muda adalah negara-negara blok sekutu setelah
penyerangan pearl harbor
Warna biru adalah negara-negara blok axis
Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat PDII) adalah konflik militer global yang terjadi pada 1 September 1939 sampai 2 September 1945 yang melibatkan sebagian besar negara di dunia, termasuk semua kekuatan-kekuatan besar yang dibagi menjadi dua aliansi militer yang berlawanan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terbesar sepanjang sejarah dengan lebih dari 100 juta personil. Dalam keadaan "perang total," pihak yang terlibat mengerahkan seluruh bidang ekonomi, industri, dan kemampuan ilmiah untuk melayani usaha perang, menghapus perbedaan antara sipil dan sumber-sumber militer. Lebih dari tujuh puluh juta orang, mayoritas warga sipil, tewas. Hal ini menjadikan Perang Dunia II sebagai konflik paling mematikan dalam sejarah manusia.
Umumnya dapat dikatakan bahwa peperangan dimulai saat Jerman menginvasi Polandia pada tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 pada saat Jepang menyerah kepada tentara Amerika Serikat. Secara resmi PD II berakhir ketika Jepang menandatangani dokumen Japanese Instrument of Surrender di atas kapal USS Missouri pada tanggal 2 September 1945, 6 tahun setelah perang dimulai.
adalah data pertempuran-pertempuran dan peristiwa penting di setiap benua.
Asia dan Pasifik
Konflik perang mulai di Asia beberapa tahun sesudah pertikaian di Eropa. Jepang telah menginvasi Cina pada tahun 1931, jauh sebelum Perang Dunia II dimulai di Eropa. Pada 1 Maret, Jepang menunjuk Henry Pu Yi menjadi kaisar di Manchukuo, negara boneka bentukan Jepang di Manchuria. Pada 1937, perang dimulai ketika Jepang mengambil alih Manchuria.
Roosevelt menandatangani sebuah perintah eksekutif yang tidak diterbitkan (rahasia) pada Mei 1940 yang mengijinkan personel militer AS untuk mundur dari tugas sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam operasi terselubung di Cina sebagai "American Volunteer Group" (AVG) (juga dikenal sebagai Harimau Terbang Chennault). Selama tujuh bulan, kelompok Harimau Terbang berhasil menghancurkan sekitar 600 pesawat Jepang, menenggelamkan sejumlah kapal Jepang, dan menghentikan invasi Jepang terhadap Burma. Dengan adanya tindakan Amerika Serikat dan negara lainnya yang memotong ekspor ke Jepang, maka Jepang merencanakan serangan terhadap Pearl Harbor pada 7 Desember 1941 tanpa peringatan deklarasi perang; sehingga mengakibatkan kerusakan parah pada Armada Pasifik Amerika. Hari berikutnya, pasukan Jepang tiba di Hong Kong, yang kemudian menyebabkan menyerahnya pasukan Inggris pada Hari Natal di bulan itu.
1940: Jajahan Perancis Vichy
Pada 1940, Jepang menduduki Indocina Perancis (kini Vietnam) sesuai persetujuan dengan Pemerintahan Vichy meskipun secara lokal terdapat kekuatan Pembebasan Perancis (Forces Françaises Libres/FFL), dan bergabung dengan kekuatan Poros Jerman serta Italia. Aksi ini menguatkan konflik Jepang dengan Amerika Serikat dan Britania Raya yang bereaksi dengan memboikot kiriman minyak terhadap Jepang.
1941: Serangan Jepang Ke Pearl Harbor, A.S.
Serangan udara terhadap USS West Virginia dan USS Tennessee di Pearl Harbor.
Sejarah Pearl Harbor
Bermula secara luas, teluk kecil yang dangkal atau Teluk Wai Momi, berarti "Perairan Mutiara", atau Pu'uloa, oleh penduduk Hawaii, Pearl Harbor dianggap sebagai rumah dewi paus Ka'ahupahau dan saudaranya Kahi'uka.
Pelabuhan ini penuh dengan produksi tiram sampai akhir 1800-an. Di awal hari menyusul datangnya Kapten James Cook, Pearl Harbor tak diingat sebagai pelabuhan yang cocok untuk perairan dangkal.
Amerika Serikat dan Kerajaan Hawaii menandatangani Perjanjian Timbal Balik 1875 sebagai Tambahan dengan Konvensi pada 6 Desember 1884 dan disahkan pada 1887. Pada 20 Januari 1887, Kongres Amerika Serikat mengizinkan Angkatan Laut menyewa Pearl Harbor sebagai pangkalan Angkatan Laut (Amerika Serikat mengambil alih pada 9 November di tahun itu). Sebagai akibatnya, Hawaii mendapat hak eksklusif mengizinkan gula Hawaii memasuki Amerika Serikat dengan bebas bea. Perang Spanyol-Amerika Serikat tahun 1898 dan keperluan Amerika Serikat untuk tetap hadir di Pasifik menghasilkan keputusan menganeksasi Hawaii.
Setelah aneksasi, Pearl Harbor dilengkapi lagi untuk menyediakan lebih banyak kapal Angkatan Laut. Pada 1908 Galangan Kapal Laut Pearl Harbor didirikan. Barak Schofield, dibangun pada 1909 untuk menampung unit artileri, kavaleri dan infantri, menjadi kedudukan Angkatan Darat terbesar di masa itu.
Pada 1917 Pulau Ford di tengah Pearl Harbor dibeli untuk penggunaan bersama Angkatan Laut dan Angkatan Darat untuk pengembangan penerbangan militer. Ketika kehadiran Jepang bertambah di Pasifik, Amerika Serikat menambah kapalnya di sini.
Dengan meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Jepang pada 1940, Amerika Serikat mulai mencoba operasi latihan di pangkalan itu. Serangan ke Pearl Harbor oleh Jepang pada 7 Desember 1941 membawa Amerika Serikat ke dalam Perang Dunia II.
Di pagi 7 Desember 1941, pesawat dan kapal selam Angkatan Laut Kekaisaran Jepang mengadakan serangan mengejutkan pada Amerika Serikat di bawah perintah Laksamana Madya Chuichi Nagumo. Serangan mengejutkan ini juga dikenal sebagai Pemboman Pearl Harbor dan Peperangan Pearl Harbor tapi, kebanyakan secara umum, Serangan ke Pearl Harbor atau secara singkat Pearl Harbor. Serangan ini membawa Amerika Serikat ke kancah Perang Dunia II. Pada pukul 06:00 waktu setempat tanggal 8 Desember, 6 pengangkut Jepang meluncurkan gelombang pertama dari 181 pesawat terdiri dari pembom torpedo, pesawat pembom penyelusup, pembom dan pesawat tempur horizontal. Jepang menyerang kapal dan instalasi militer Amerika pukul 07:53 waktu setempat. Mereka menyerang LT militer di saat yang sama mereka menyerang armada berlabuh di Pearl Harbor. Seluruhnya, 21 kapal armada Pasifik tenggelam atau rusak, kerugian pesawat terbang ialah 188 musnah dan 159 rusak, Orang-orang Amerika yang tewas berjumlah 2.403. Jumlah itu termasuk 68 orang sipil, dan ada 1.178 anggota militan dan orang-orang sipil terluka.
Bersamaan dengan serangan terhadap Pearl Harbor, Jepang juga menyerang pangkalan udara AS di Filipina. Setelah serangan ini, Jepang menginvasi Filipina dan koloni-koloni Inggris di Hong Kong, Malaya, Borneo dan Birma dengan maksud selanjutnya menguasai ladang minyak Hindia Belanda. Seluruh wilayah ini dan daerah yang lebih luas lagi, jatuh ke tangan Jepang dalam waktu beberapa bulan saja. Markas Britania Raya di Singapura juga dikuasai, yang dianggap oleh Churchill sebagai salah satu kekalahan dan sejarah yang paling memalukan bagi Britania.
1942: Invasi Hindia-Belanda
Penyerbuan ke Hindia Belanda diawali dengan serangan Jepang ke Labuan, Brunei, Singapura, Semenanjung Malaya, Palembang, Tarakan dan Balikpapan yang merupakan daerah-daerah sumber minyak. Jepang sengaja mengambil taktik tersebut sebagai taktik gurita yang bertujuan mengisolasi kekuatan Hindia Belanda dan Sekutunya yang tergabung dalam front ABDA (America (Amerika Serikat), British (Inggris), Dutch (Belanda), Australia) yang berkedudukan di Bandung. Serangan-serangan itu mengakibatkan kehancuran pada armada laut ABDA khususnya Australia dan Belanda.
Sejak peristiwa ini, Sekutu akhirnya memindahkan basis pertahanannya ke Australia meskipun demikian Sekutu masih mempertahankan beberapa kekuatannya di Hindia Belanda agar tidak membuat Hindia Belanda merasa ditinggalkan dalam pertempuran ini.
Jepang mengadakan serangan laut besar-besaran ke Pulau Jawa pada bulan Februari-Maret 1942 dimana terjadi Pertempuran Laut Jawa antara armada laut Jepang melawan armada gabungan yang dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Armada Gabungan sekutu kalah dan Karel Doorman gugur.
Jepang menyerbu Batavia (Jakarta) yang akhirnya dinyatakan sebagai kota terbuka, kemudian terus menembus Subang dan berhasil menembus garis pertahanan Lembang-Ciater, kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan Sekutu-Hindia Belanda terancam. Sementara di front Jawa Timur, tentara Jepang berhasil menyerang Surabaya sehingga kekuatan Belanda ditarik sampai garis pertahanan Porong.
Terancamnya kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan dan pengungsian membuat panglima Hindia Belanda Letnan Jendral Ter Poorten mengambil inisiatif mengadakan perdamaian. Kemudian diadakannya perundingan antara Tentara Jepang yang dipimpin oleh Jendral Hitoshi Imamura dengan pihak Belanda yang diwakili Letnan Jendral Ter Poorten dan Gubernur Jendral jhr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Pada Awalnya Belanda bermaksud menyerahkan kota Bandung namun tidak mengadakan kapitulasi atau penyerahan kekuasaan Hindia Belanda kepada Pihak Jepang. Pada saat itu posisi Panglima tertinggi angkatan perang Hindia Belanda tidak lagi berada pada Gubernur Jendral namun diserahkan kepada Ter Poorten sehingga dilain waktu Belanda menganggap bahwa kedudukan di Hindia Belanda masih tetap sah dilanjutkan. Namun setelah Jepang mengancam akan mengebom kota Bandung akhirnya Jendral Ter Poorten setuju untuk menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
1942: Laut Coral, Port Moresby, Midway, Guadalcanal
Enam bulan setelah Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor dihancurkan Jepang, Kaigun (Angkatan Laut Jepang) mengirimkan empat kapal induk ke Kepulauan Midway di tengah Samudra Pasifik untuk menghabisi sisa armada Pasifik Amerika Serikat.
Alih-alih mengalahkan armada Amerika Serikat, kode komunikasi rahasia Kaigun berhasil dibuka pihak AS. Jumlah kekuatan musuh bisa diketahui dengan pasti, waktu serangan Jepang juga diprediksi dengan tepat, sehingga armada Jepang dapat dihancurkan dalam pertempuran Midway.
Armada AS, yang dipimpin Laksamana Chester Nimitz, memiliki jumlah kapal dan pesawat yang lebih sedikit dari Jepang. Pilot-pilot Angkatan Laut AS juga kalah pengalaman dibandingkan para penerbang Kaigun. Namun, mereka berhasil menenggelamkan empat kapal induk Jepang pada pertempuran hari pertama dalam perang yang berlangsung tiga hari.
Banyak pesawat tempur dan pengebom Jepang terpaksa mendarat di laut karena seusai menyerang lawan, kapal induk mereka ternyata sudah tenggelam. Kekuatan angkatan laut dan para penerbang Kaigun pun lumpuh sama sekali setelah Perang Laut Midway.
Pihak AS kehilangan satu kapal induk, 145 pesawat, dan 307 personel. Sebaliknya, Kaigun kehilangan empat kapal induk, sebuah kapal penjelajah berat, 291 pesawat, dan 4.800 pelaut dan pilot dalam Pertempuran Midway. Bahkan, seorang perwira senior Kaigun mencatat, ”Midway adalah pertempuran yang melumpuhkan kekuatan Kaigun untuk selamanya.”
Kekalahan di Midway sangatlah telak sehingga pihak Kaigun menutupi kabar tersebut agar tidak diketahui publik Jepang, bahkan hingga akhir Perang Pasifik.
Di daerah pendudukan Jepang, kabar kekalahan tersebut ditutup rapat agar Jepang tidak kehilangan muka. Almarhum Des Alwi dalam catatannya mengatakan, ayah angkatnya, Sutan Syahrir, yang mengoperasikan radio gelap mengetahui kabar kekalahan Jepang di Midway.
Des Alwi, yang bekerja untuk stasiun radio Jepang yang kini menjadi kantor RRI pusat di Jakarta, turut memantau perkembangan. Para nasionalis Indonesia tahu kekalahan total Jepang tinggal menunggu waktu.
Kunci kemenangan
Panglima Armada Pasifik AS Laksamana Cecil Haney, Senin (4/6), bersama para perwira AL AS terbang sejauh 1.300 mil (sekitar 2.100 kilometer) dari Oahu, Hawaii, ke kepulauan Midway untuk menghadiri 70 Tahun Pertempuran Laut yang mengubah jalannya Perang Pasifik. Akibat pertempuran itu pula, Jepang kehilangan banyak kekuatan hingga akhirnya menyerah tahun 1945.
”Setelah kemenangan di Midway, kami mengambil alih inisiatif menyerang. Selama tiga tahun berikutnya, Jepang hanya bisa bertahan,” ujar Laksamana Muda Michael Rogers, Panglima Perang Dunia Maya Armada AL AS, dalam pertemuan dengan media. Pertemuan itu diadakan di bekas kantor Nimitz di Pearl Harbor, akhir pekan lalu, untuk memperingati keberhasilan intelijen AL AS membongkar kode rahasia Jepang yang menjadi kunci kemenangan.
Gambaran umum menilai kemenangan AS merupakan kombinasi para pilot pengebom tukik (dive bomber), kesalahan strategi Jepang, dan Dewi Fortuna memihak pihak Amerika.
Rogers menerangkan, pada Mei 1942, Stasiun Hypo (Unit Intelijen Tempur di Pearl Harbor) dan sejumlah ahli bekerja sama untuk memahami rencana perang pihak Jepang. Laksamana Madya (Purn) Mac Showers (92), staf Stasiun Hypo yang masih hidup, mengaku informasi intelijen adalah kunci kemenangan AS terhadap Jepang.
”Laksamana Nimitz beberapa hari setelah pertempuran menjelaskan, tanpa ketajaman intelijen militer AS, bisa dipastikan koran di benua Amerika akan memuat kabar Jepang kembali menang dan menduduki Kepulauan Midway,” ujar Mac Showers, seperti dikutip Associated Press.
Secara jumlah, kapal Jepang 4 kali lebih banyak dari kapal AS. Pilot Jepang adalah veteran perang di Tiongkok, Asia Tenggara, dan serangan Pearl Harbor. Bahkan, pesawat tempur Mitsubishi Zero (pihak Sekutu menyebutnya Navy ”O”) jauh lebih lincah dibandingkan pesawat tempur AS.
Meski unggul dalam jumlah, teknis, dan pengalaman, pihak Jepang sama sekali tidak tahu- menahu strategi dan pergerakan musuhnya. Para pimpinan Kaigun memperkirakan Armada AS berada di sekitar Kepulauan Solomon, timur Pulau Papua. Menjelang 4 Juni 1942, pihak Jepang tidak mengetahui AL AS sedang sibuk mempersiapkan diri di pangkalan Hawaii untuk bergerak ke Midway, yang akan diserbu Jepang.
45.000 Kode
Sebelumnya, Nimitz mendapat laporan intelijen soal kode rahasia Jepang yang berhasil dipecahkan AL AS. Jepang ketika itu menggunakan kode rahasia memakai 45.000 digit angka yang mewakili kata dan ungkapan. Ahli kriptografi membongkar kode rahasia tersebut dengan bantuan komputer.
”Kami harus membongkar satu demi satu kode yang muncul. Setelah itu, dilakukan kombinasi temuan kode untuk mengetahui artinya. Semua dilakukan dengan saksama dan sangat melelahkan,” Mac Showers menerangkan.
Sebelum serangan Pearl Harbor 7 Desember 1941, pihak AS sudah sempat mengetahui arti sebagian kecil pesan rahasia Jepang. Seiring perjalanan waktu, mereka makin memahami kode rahasia Jepang, terutama pada bulan Mei 1942. Pihak AS mengetahui Armada Jepang sedang bergerak ke sebuah sasaran di Pasifik dengan kode ”AF”. Nimitz dan para perwiranya menduga lokasi itu adalah kepulauan karang, yang di dalamnya termasuk Kepulauan Midway.
Nimitz mengirim sejumlah pesawat intai di sejumlah atol yang diduga menjadi sasaran Jepang. Penentunya terjadi ketika Markas AS di Oahu, Hawaii, mendapat permintaan dari Midway untuk memperbaiki fasilitas penyulingan air. Tidak lama kemudian pesan rahasia Jepang yang disadap di Australia dan unit Rochefort di Hawaii menangkap pesan ”AF” kekurangan pasokan air segar. Nimitz pun yakin ”AF” adalah Midway!
Namun, dalam bulan Juli penyerangan darat terhadap Port Moresby dijalankan melalui Track Kokoda yang kasar. Di sini pasukan Jepang bertemu dengan pasukan cadangan Australia, banyak dari mereka masih muda dan tak terlatih, menjalankan aksi perang dengan keras kepala menjaga garis belakang sampai tibanya pasukan reguler Australia dari aksi di Afrika Utara, Yunani dan Timur Tengah.
Para pemimpin Sekutu telah setuju mengalahkan Nazi Jerman adalah prioritas utama masuknya Amerika ke dalam perang. Namun pasukan AS dan Australia mulai menyerang wilayah yang telah jatuh, mulai dari Pulau Guadalcanal, melawan tentara Jepang yang getir dan bertahan kukuh. Pada 7 Agustus 1942 pulau tersebut diserang oleh Amerika Serikat. Pada akhir Agustus dan awal September, selagi perang berkecamuk di Guadalcanal, sebuah serangan amfibi Jepang di timur New Guinea dihadapi oleh pasukan Australia dalam Teluk Milne, dan pasukan darat Jepang menderita kekalahan meyakinkan yang pertama. Di Guadalcanal, pertahanan Jepang runtuh pada Februari 1943.
1943–45: Serangan Sekutu di Asia dan Pasifik
Pasukan Australia and AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut kembali bagian yang diduduki oleh Pasukan Jepang di Kepulauan Solomon, New Guinea dan Hindia Belanda, dan mengalami beberapa perlawanan paling sengit selama perang. Seluruh Kepulauan Solomon direbut kembali pada tahun 1943, New Britain dan New Ireland pada tahun 1944. Pada saat Filipina sedang direbut kembali pada akhir tahun 1944, Pertempuran Teluk Leyte berkecamuk, yang disebut sebagai perang laut terbesar sepanjang sejarah. Serangan besar terakhir di area Pasifik barat daya adalah kampanye Borneo pertengahan tahun 1945, yang ditujukan untuk mengucilkan sisa-sisa pasukan Jepang di Asia Tenggara, dan menyelamatkan tawanan perang Sekutu.
Kapal selam dan pesawat-pesawat Sekutu juga menyerang kapal dagang Jepang, yang menyebabkan industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan baku industri sendiri merupakan salah satu alasan Jepang memulai perang di Asia. Keadaan ini semakin efektif setelah Marinir AS merebut pulau-pulau yang lebih dekat ke kepulauan Jepang.
Tentara Nasionalis Cina (Kuomintang) dibawah pimpinan Chiang Kai-shek dan Tentara Komunis Cina dibawah Mao Zedong, keduanya sama-sama menentang pendudukan Jepang terhadap Cina, tetapi tidak pernah benar-benar bersekutu untuk melawan Jepang. Konflik kedua kekuatan ini telah lama terjadi jauh sebelum Perang Dunia II dimulai, yang terus berlanjut, sampai batasan tertentu selama perang, walaupun lebih tidak kelihatan.
Pasukan Jepang telah merebut sebagian dari Burma, memutuskan Jalan Burma yang digunakan oleh Sekutu untuk memasok Tentara Nasionalis Cina. Hal ini menyebabkan Sekutu harus menyusun suatu logistik udara berkelanjutan yang besar, yang lebih dikenal sebagai "flying the Hump". Divisi-divisi Cina yang dipimpin dan dilatih oleh AS, satu divisi Inggris, dan beberapa ribu tentara AS, membersihkan Burma utara dari pasukan Jepang sehingga Jalan Ledo dapat dibangun untuk menggantikan Jalan Burma. Lebih ke selatan, induk dari tentara Jepang di kawasan perang ini berperang sampai terhenti di perbatasan Burma-India oleh Tentara ke-14 Inggris yang dikenal sebagai "Forgotten Army", yang dipimpin oleh Mayor Jendral Wingate yang kemudian melancarkan serangan balik dan berhasil dengan taktik gerilyanya yang terkenal dan bahkan dijadikan acuan bagi Tentara dan Pejuang Indonesia pada tahun 1945–1949. Setelah merebut kembali seluruh Burma, serangan direncanakan ke semenanjung Malaya ketika perang berakhir.
1945: Iwo Jima, Okinawa, bom atom, penyerahan Jepang
Perebutan pulau-pulau seperti Iwo Jima dan Okinawa oleh pasukan AS menyebabkan Kepulauan Jepang berada dalam jangkauan serangan laut dan udara Sekutu. Di antara kota-kota lain, Tokyo dibom bakar oleh Sekutu, dimana dalam penyerangan awal sendiri ada 90.000 orang tewas akibat kebakaran hebat di seluruh kota. Jumlah korban yang tinggi ini disebabkan oleh kondisi penduduk yang padat di sekitar sentra produksi dan konstruksi kayu serta kertas pada rumah penduduk yang banyak terdapat di masa itu.Serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki adalah serangan nuklir selama Perang Dunia II terhadap kekaisaran Jepang oleh Amerika Serikat atas perintah Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman. Setelah enam bulan pengeboman 67 kota di Jepang lainnya, senjata nuklir "Little Boy" dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945, diikuti dengan pada tanggal 9 Agustus 1945, dijatuhkan bom nuklir "Fat Man" di atas Nagasaki. Kedua tanggal tersebut adalah satu-satunya serangan nuklir yang pernah terjadi.
Bom atom ini membunuh sebanyak 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki pada akhir tahun 1945. Sejak itu, ribuan telah tewas akibat luka atau sakit yang berhubungan dengan radiasi yang dikeluarkan oleh bom. Pada kedua kota, mayoritas yang tewas adalah penduduk.
Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap Jepang, seperti yang telah disetujui pada Konferensi Yalta, dan melancarkan serangan besar terhadap Manchuria yang diduduki Jepang (Operasi Badai Agustus). Tanggal 9 Agustus 1945,pesawat bomber jenis Boeing B-29 Superfortress "Bock's Car" yang dipiloti oleh Mayor Charles Sweeney melepaskan satu bom atom Fat Man di Nagasaki.
Enam hari setelah dijatuhkannya bom atom di Nagasaki, (Jerman sudah menandatangani menyerah pada tanggal 7 Mei 1945, mengakhiri teater Eropa.) Pengeboman ini membuat Jepang sesudah perang mengadopsi Three Non-Nuclear Principles, melarang negara itu memiliki senjata nuklir.
Pada tanggal 6 agustus 1945,amerika mengirimkan 2 buah pesawat jenis boeing b-29 superfoster yang membawa bom atom "Little Boy" dari markas amerika di filipina.pesawat ini bernama engola gay.bom dengan berat 55 ton ini dibawa ke hiroshima untuk dijatuhkan.tepat pukul 9.00 pagi,pesawat ini menjatuhkan bom atom dengan daya ledak 50 km/segi.dibandingkan dengan bom atom litle boy, bom fat man jauh lebih besar daya ledak dan beratnya.bom ini dijatukan di nagasaki pada 9 agustus 1945.daya ledak hingga 100 km/segi,dan beratnya 105 ton.
Kombinasi antara penggunaan bom atom dan keterlibatan baru Uni Soviet dalam perang merupakan faktor besar penyebab menyerahnya Jepang, walaupun sebenarnya Uni Soviet belum mengeluarkan deklarasi perang sampai tanggal 8 Agustus 1945, setelah bom atom pertama dilepaskan. Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945, menandatangani surat penyerahan pada tanggal 2 September 1945 di atas kapal USS Missouri di teluk Tokyo.
Afrika dan Timur Tengah
1940: Mesir dan Somaliland
Pertempuran di Afrika Utara bermula pada 1940, ketika sejumlah kecil pasukan Inggris di Mesir memukul balik serangan pasukan Italia dari Libya yang bertujuan untuk merebut Mesir terutama Terusan Suez yang vital. Tentara Inggris, India, dan Australia melancarkan serangan balik dengan sandi Operasi Kompas (Operation Compass), yang terhenti pada 1941 ketika sebagian besar pasukan Persemakmuran (Commonwealth) dipindahkan ke Yunani untuk mempertahankannya dari serangan Jerman. Tetapi pasukan Jerman yang belakangan dikenal sebagai Korps Afrika di bawah pimpinan Erwin Rommel mendarat di Libya, melanjutkan serangan terhadap Mesir.
1941: Suriah, Lebanon, Korps Afrika merebut Tobruk
Pada Juni 1941 Angkatan Darat Australia dan pasukan Sekutu menginvasi Suriah dan Lebanon, merebut Damaskus pada 17 Juni. Di Irak, terjadi penggulingan kekuasaan atas pemerintah yang pro-Inggris oleh kelompok Rashid Ali yang pro-Nazi. Pemberontakan didukung oleh Mufti Besar Yerusalem, Haji Amin al-Husseini. Oleh karena merasa garis belakangnya terancam, Inggris mendatangkan bala bantuan dari India dan menduduki Irak. Pemerintahan pro-Inggris kembali berkuasa, sementara Rashid Ali dan Mufti Besar Yerusalem melarikan diri ke Iran. Namun kemudian Inggris dan Uni Soviet menduduki Iran serta menggulingkan shah Iran yang pro-Jerman. Kedua tokoh Arab yang pro-Nazi di atas kemudian melarikan diri ke Eropa melalui Turki, di mana mereka kemudian bekerja sama dengan Hitler untuk menyingkirkan orang Inggris dan orang Yahudi. Korps Afrika dibawah Rommel melangkah maju dengan cepat ke arah timur, merebut kota pelabuhan Tobruk. Pasukan Australia dan Inggris di kota tersebut berhasil bertahan hingga serangan Axis berhasil merebut kota tersebut dan memaksa Divisi Ke-8 (Eighth Army) mundur ke garis di El Alamein.
1942: Pertempuran El Alamein Pertama dan Kedua
Keterangan gambar :Crusader tank Britania melewati Panzer IV Jerman yang terbakar di tengah gurun
Pertempuran El Alamein Pertama terjadi di antara 1 Juli dan 27 Juli 1942. Pasukan Jerman sudah maju ke yang titik pertahanan terakhir sebelum Alexandria dan Terusan Suez. Namun mereka telah kehabisan suplai, dan pertahanan Inggris dan Persemakmuran menghentikan arah mereka.
Pertempuran El Alamein Kedua terjadi di antara 23 Oktober dan 3 November 1942 sesudah Bernard Montgomery menggantikan Claude Auchinleck sebagai komandan Eighth Army. Rommel, panglima cemerlang Korps Afrika Tentara Jerman, yang dikenal sebagai "Rubah Gurun", absen pada pertempuran luar biasa ini, karena sedang berada dalam tahap penyembuhan dari sakit kuning di Eropa. Montgomery tahu Rommel absen. Pasukan Persemakmuran melancarkan serangan, dan meskipun mereka kehilangan lebih banyak tank daripada Jerman ketika memulai pertempuran, Montgomery memenangkan pertempuran ini.
Sekutu mempunyai keuntungan dengan dekatnya mereka ke suplai mereka selama pertempuran. Lagipula, Rommel hanya mendapat sedikit atau bahkan tak ada pertolongan kali ini dari Luftwaffe, yang sekarang lebih ditugaskan dengan membela angkasa udara Eropa Barat dan melawan Uni Soviet daripada menyediakan bantuan di Afrika Utara untuk Rommel. Setelah kekalahan Jerman di El Alamein, Rommel membuat penarikan strategis yang cemerlang ke Tunisia. Banyak sejarawan berpendapat bahwa berhasilnya Rommel pada penarikan strategis Korps Afrika dari Mesir lebih mengesankan daripada kemenangannya yang lebih awal, termasuk Tobruk, karena dia berhasil membuat seluruh pasukannya kembali utuh, melawan keunggulan udara Sekutu dan pasukan Persemakmuran yang sekarang diperkuat oleh pasukan AS.
1942: Operasi Obor (Torch Operation), Afrika Utara Perancis
Untuk melengkapi kemenangan ini, pada 8 November 1942 dilancarkanlah Operasi Obor (Operation Torch) dibawah pimpinan Jendral Dwight Eisenhower. Tujuan utama operasi ini adalah merebut kontrol terhadap Maroko dan Aljazair melalui pendaratan simultan di Casablanca, Oran, dan Aljazair, yang dilanjutkan beberapa hari kemudian dengan pendaratan di Bône, gerbang menuju Tunisia.
Pasukan lokal di bawah Perancis Vichy sempat melakukan perlawanan terbatas, sebelum akhirnya bersedia bernegosiasi dan mengakhiri perlawanan mereka.
Keterangan Gambar :Pasukan Sekutu mendarat, dalam serangan bernama sandi Operasi Obor.
1943: Kalahnya Korps Afrika
Korps Afrika tidak mendapat suplai secara memadai akibat dari hilangnya pengapalan suplai oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara Sekutu, terutama Inggris, di Laut Tengah. Kekurangan persediaan ini dan tak adanya dukungan udara, memusnahkan kesempatan untuk melancarkan serangan besar bagi Jerman di Afrika. Pasukan Jerman dan Italia terjepit di antara pergerakan maju pasukan Sekutu di Aljazair dan Libya. Pasukan Jerman yang sedang mundur terus melakukan perlawanan sengit, dan Rommel mengalahkan pasukan AS pada Pertempuran Kasserine Pass sebelum menyelesaikan pergerakan mundur strategisnya menuju garis suplai Jerman. Dengan pasti, bergerak maju baik dari arah timur dan barat, pasukan Sekutu akhirnya mengalahkan Korps Afrika Jerman pada 13 Mei 1943 dan menawan 250.000 tentara Axis.
Setelah jatuh ke tangan Sekutu, Afrika Utara dijadikan batu loncatan untuk menyerang Sisilia pada 10 Juli 1943. Setelah merebut Sisilia, pasukan Sekutu melancarkan serangan ke Italia pada 3 September 1943. Italia menyerah pada 8 September 1943, tetapi pasukan Jerman terus bertahan melakukan perlawanan. Roma akhirnya dapat direbut pada 5 Juni 1944.
Eropa dan Rusia (Uni Soviet)
Wilayah taklukan Nazi Jerman
- Austria (Maret 1938)
- Cekoslowakia
- Polandia (September 1939)
- Denmark (April 1940)
- Norwegia (April 1940)
- Belanda (Mei 1940)
- Belgia (Mei 1940)
- Luksemburg (Mei 1940)
- Perancis (Juni 1940)
- Yunani (April 1941)
- Yugoslavia (April 1941)
- beberapa negara di bagian Afrika Utara
- sebagian wilayah Uni Soviet/Rusia (tidak berhasil menguasai semua wilayahnya sebelum musim dingin)
Perang Dunia II di Eropa. Merah adalah Sekutu atau penguasaannya, Biru adalah Axis atau penguasaannya, dan Hijau adalah Uni Soviet sebelum bergabung dengan Sekutu tahun 1941.
1939: Invasi Polandia, Invasi Finlandia
Salah satu foto bewarna Perang Dunia II yang selamat dari 40 juta foto hitam putih lainnya. Tampak di tengah-tengah Adolf Hitler.
Schleswig Holstein firing Gdynia 13.09.1939
Perang Dunia II mulai berkecamuk di Eropa dengan dimulainya serangan ke Polandia pada 1 September 1939 yang dilakukan oleh Hitler dengan gerak cepat yang dikenal dengan taktik Blitzkrieg, dengan memanfaatkan musim panas yang menyebabkan perbatasan sungai dan rawa-rawa di wilayah Polandia kering yang memudahkan gerak laju pasukan lapis baja Jerman serta mengerahkan ratusan pembom tukik yang terkenal Ju-87 Stuka. Polandia yang sebelumnya pernah menahan Uni Soviet di tahun 1920-an saat itu tidak memiliki kekuatan militer yang berarti. Kekurangan pasukan lapis baja, kekurang siapan pasukan garis belakang dan koordinasinya dan lemahnya Angkatan Udara Polandia menyebabkan Polandia sukar memberi perlawanan meskipun masih memiliki 100 pesawat tempur namun jumlah itu tidak berarti melawan Angkatan Udara Jerman "Luftwaffe". Perancis dan kerajaan Inggris menyatakan perang terhadap Jerman pada 3 September sebagai komitment mereka terhadap Polandia pada pakta pertahanan Maret 1939.
Setelah mengalami kehancuran disana sini oleh pasukan Nazi, tiba tiba Polandia dikejutkan oleh serangan Uni Soviet pada 17 September dari timur yang akhirnya bertemu dengan Pasukan Jerman dan mengadakan garis demarkasi sesuai persetujuan antara Menteri Luar Negeri keduanya, Ribentrop-Molotov. Akhirnya Polandia menyerah kepada Nazi Jerman setelah kota Warsawa dihancurkan, sementara sisa sisa pemimpin Polandia melarikan diri di antaranya ke Rumania. Sementara yang lain ditahan baik oleh Uni Soviet maupun Nazi. Tentara Polandia terakhir dikalahkan pada 6 Oktober.
Jatuhnya Polandia dan terlambatnya pasukan sekutu yang saat itu dimotori oleh Inggris dan Perancis yang saat itu dibawah komando Jenderal Gamelin dari Perancis membuat Sekutu akhirnya menyatakan perang terhadap Jerman. Namun juga menyebabkan jatuhnya kabinet Neville Chamberlain di Inggris yang digantikan oleh Winston Churchill. Ketika Hitler menyatakan perang terhadap Uni Soviet, Uni Soviet akhirnya membebaskan tawanan perang Polandia dan mempersenjatainya untuk melawan Jerman. Invasi ke Polandia ini juga mengawali praktik-praktik kejam Pasukan SS dibawah Heinrich Himmler terhadap orang orang Yahudi.
Perang Musim Dingin dimulai dengan invasi Finlandia oleh Uni Soviet, 30 November 1939. Pada awalnya Finlandia mampu menahan pasukan Uni Soviet meskipun pasukan Soviet memiliki jumlah besar serta dukungan dari armada udara dan lapis baja, karena Soviet banyak kehilangan jendral-jendral yang cakap akibat pembersihan yang dilakukan oleh Stalin pada saat memegang tampuk kekuasaan menggantikan Lenin. Finlandia memberikan perlawanan yang gigih yang dipimpin oleh Baron Carl Gustav von Mannerheim serta rakyat Finlandia yang tidak ingin dijajah. Bantuan senjata mengalir dari negara Barat terutama dari tetangganya Swedia yang memilih netral dalam peperangan itu. Pasukan Finlandia memanfaatkan musim dingin yang beku namun dapat bergerak lincah meskipun kekuatannya sedikit (kurang lebih 300.000 pasukan). Akhirnya Soviet mengerahkan serangan besar besaran dengan 3.000.000 tentara menyerbu Finlandia dan berhasil merebut kota-kota dan beberapa wilayah Finlandia. Sehingga memaksa Carl Gustav untuk mengadakan perjanjian perdamaian.
Ketika Hitler menyerang Rusia (Uni Soviet), Hitler juga memanfaatkan pejuang-pejuang Finlandia untuk melakukan serangan ke kota St. Petersburg.
Invasi Eropa Barat, Republik-republik Baltik, Yunani, Balkan
Keterangan Gambar :Benito Mussolini (kiri) dan Adolf Hitler.
Dengan tiba-tiba Jerman menyerang Denmark dan Norwegia pada 9 April 1940 melalui Operasi Weserübung, yang terlihat untuk mencegah serangan Sekutu melalui wilayah tersebut. Pasukan Inggris, Perancis, dan Polandia mendarat di Namsos, Andalsnes, dan Narvik untuk membantu Norwegia. Pada awal Juni, semua tentara Sekutu dievakuasi dan Norwegia-pun menyerah.
Operasi Fall Gelb, invasi Benelux dan Perancis, dilakukan oleh Jerman pada 10 Mei 1940, mengakhiri apa yang disebut dengan "Perang Pura-Pura" (Phony War) dan memulai Pertempuran Perancis. Pada tahap awal invasi, tentara Jerman menyerang Belgia, Belanda, dan Luxemburg untuk menghindari Garis Maginot dan berhasil memecah pasukan Sekutu dengan melaju sampai ke Selat Inggris. Negara-negara Benelux dengan cepat jatuh ke tangan Jerman, yang kemudian melanjutkan tahap berikutnya dengan menyerang Perancis. Pasukan Ekspedisi Inggris (British Expeditionary Force) yang terperangkap di utara kemudian dievakuasi melalui Dunkirk dengan Operasi Dinamo. Tentara Jerman tidak terbendung, melaju melewati Garis Maginot sampai ke arah pantai Atlantik, menyebabkan Perancis mendeklarasikan gencatan senjata pada 22 Juni dan terbentuklah pemerintahan boneka Vichy.
Pada Juni 1940, Uni Soviet memasuki Latvia, Lituania, dan Estonia serta menganeksasi Bessarabia dan Bukovina Utara dari Rumania.
Jerman bersiap untuk melancarkan serangan ke Inggris dan dimulailah apa yang disebut dengan Pertempuran Inggris atau Battle of Britain, perang udara antara AU Jerman Luftwaffe melawan AU Inggris Royal Air Force pada tahun 1940 memperebutkan kontrol atas angkasa Inggris. Jerman berhasil dikalahkan dan membatalkan Operasi Singa Laut atau Seelowe untuk menginvasi daratan Inggris. Hal itu dikarenakan perubahan strategi Luftwaffe dari menyerang landasan udara dan industri perang berubah menjadi serangan besar-besaran pesawat pembom ke London. Sebelumnya terjadi pemboman kota Berlin yang ddasarkan pembalasan atas ketidaksengajaan pesawat pembom Jerman yang menyerang London. Alhasil pilot peswat tempur Spitfire dan Huricane dapat beristirahat. Perang juga berkecamuk di laut, pada Pertempuran Atlantik kapal-kapal selam Jerman (U-Boat) berusaha untuk menenggelamkan kapal dagang yang membawa suplai kebutuhan ke Inggris dari Amerika Serikat.
Pada 27 September 1940, ditanda tanganilah pakta tripartit oleh Jerman, Italia, dan Jepang yang secara formal membentuk persekutuan dengan nama (Kekuatan Poros).
Italia menyerbu Yunani pada 28 Oktober 1940 melalui Albania, tetapi dapat ditahan oleh pasukan Yunani yang bahkan menyerang balik ke Albania. Hitler kemudian mengirim tentara untuk membantu Mussolini berperang melawan Yunani. Pertempuran juga meluas hingga wilayah yang dikenal sebagai wilayah bekas Yugoslavia. Pasukan NAZI mendapat dukungan dari sebagian Kroasia dan Bosnia, yang merupakan konflik laten di daerah itu sepeninggal Kerajaan Ottoman. Namun Pasukan Nazi mendapat perlawanan hebat dari kaum Nasionalis yang didominasi oleh Serbia dan beberapa etnis lainnya yang dipimpin oleh Josip Broz Tito. Pertempuran dengan kaum Nazi merupakan salah satu bibit pertempuran antar etnis di wilayah bekas Yugoslavia pada dekade 1990-an.
Invasi Uni Soviet
1941 :Operasi Barbarossa
Operasi Barbarossa (Jerman: Unternehmen Barbarossa) adalah sebutan invasi tentara Nazi Jerman di Uni Soviet pada Perang Dunia II. Invasi ini dimulai pada tanggal 22 Juni 1941 Lebih dari 4,5 juta tentara dari kekuatan Axis Uni Soviet menyerbu sepanjang 2.900 km (1.800 mil). [Perencanaan untuk Operasi Barbarossa dimulai pada tanggal 18 Desember 1940; rahasia persiapan dan operasi militer itu sendiri berlangsung hampir satu tahun, dari musim semi tahun 1940 sampai musim dingin 1941.
Barbarossa adalah nama seorang Kaisar Jerman pada Abad Pertengahan.
Mula-mula pasukan Adolf Hitler menang dengan taktik Blitzkrieg nya, tetapi musim dingin tiba dan ini adalah sekutu terbaik Rusia. Pasukan Jerman mampu menghancurkan pasukan-pasukan Uni Soviet namun gagal memperhitungkan kemampuan Uni Soviet untuk secara terus-menerus memperbarui dan mempersenjatai pasaukan baru. Yakin bahwa Jepang tidak akan menyerang di Timur, Stalin juga menarik pasukan Uni Soviet dari Siberia untuk mempertahankan Moskwa dan melakukan serangan balik. Pasukan Jerman dapat menekan sampai beberapa kilometer dari Moskwa, namun serangan balik Uni Soviet di tengah musim dingin akhirnya berhasil mematahkan Operasi Barbarossa. Hitler mengharapkan pukulan cepat dan tidak mempersiapkan perang yang berkelanjutan di tengah musim dingin Rusia.
Tujuan
Tujuan operasional Barbarossa adalah penaklukan cepat Eropa bagian barat Uni Soviet dari jalur yang menghubungkan kota-kota Arkhangelsk dan Astrakhan, yang sering disebut jalur AA. Pada akhir bulan Januari 1942, Tentara Merah telah ditolak Wehrmacht , sebuah pukulan terkuat. Adolf Hitler tidak mencapai kemenangan yang diharapkan, tetapi situasi Uni Soviet tetap mengerikan. Taktis, Jerman telah memenangkan beberapa kemenangan gemilang dan menduduki beberapa wilayah ekonomi paling penting di negeri, terutama di Ukraina. Meskipun keberhasilan ini, Jerman didesak mundur dari Moskow dan tak pernah me-mount sebuah serangan secara simultan di sepanjang seluruh Soviet-Jerman strategis depan lagi.
Operasi Barbarossa merupakan kegagalan Hitler dan menyebabkan tuntutan untuk melakukan operasi lebih lanjut di Uni Soviet, yang semuanya pada akhirnya gagal, seperti melanjutkan Pengepungan Leningrad, Operasi Nordlicht, dan Pertempuran Stalingrad, pertempuran antara lain di wilayah yang diduduki Soviet . Operasi Barbarossa masih merupakan operasi militer terbesar, dalam hal kekuatan pasukan dan korban, dalam sejarah manusia. Kegagalan tersebut merupakan titik balik dalam keberuntungan Reich Ketiga. Paling penting, Operasi Barbarossa membuka Blok Timur, di mana pasukan lebih berkomitmen daripada di medan pertempuran dalam sejarah dunia. Operasi Barbarossa dan daerah-daerah yang jatuh di bawahnya menjadi tempat beberapa pertempuran terbesar, mematikan, kekejaman, korban tertinggi, dan kondisi yang paling mengerikan bagi Soviet dan Jerman - yang semuanya memengaruhi Perang Dunia II dan sejarah abad ke-20.
Teori Nazi tentang Uni Soviet
Pada awal 1925, Hitler membuat rencana akan menyerang Uni Soviet, dan menyatakan bahwa rakyat Jerman membutuhkan "ruang untuk hidup", yaitu sumber daya alam dan bahwa ini harus dicari di timur. Kebijakan rasial Nazi Jerman (ideologi Nazi) menyatakan bahwa Uni Soviet dihuni oleh etnis Slavia dan dikuasai oleh paham Yahudi Bolshevisme. Perjuanganku (catatan Hitler) menyatakan bahwa takdi Jerman adalah kembali ke "Timur" seperti pada "enam ratus tahun yang lalu " dan "akhir dominasi Yahudi di Rusia juga akan menjadi akhir bagi Rusia sebagai suatu Negara.Setelah itu, Hitler berbicara tentang pertempuran yang tak terhindarkan melawan "cita-cita pan-Slav", dimana kemenangan akan membawa kepada " penguasaan dunia yang permanen ", walaupun ia mengatakan bahwa mereka akan "berjalan bersama Rusia, jika dapat membantu kami Dengan demikian, kebijakan Nazi adalah untuk membunuh, mendeportasi atau memperbudak Rusia dan populasi Slavia lainnya dan terisi kembali dengan bangsa Jermanik.Nazi-Soviet 1939-1940
Soviet dan invasi Jerman, aneksasi, dan lingkungan yang berpengaruh di Eropa Tengah dan Timur 1939-1940
Pakta Molotov-Ribbentrop telah ditandatangani lama sebelum Invasi Polandia Jerman dan Soviet pada tahun 1939. Sebuah pakta non-agresi tetapi protokol rahasia diuraikan bahwa kesepakatan antara Reich Ketiga dan Uni Soviet tentang pembagian perbatasan negara Pakta ini mengejutkan dunia karena pihak 'saling permusuhan dan menentang Ideologi mereka. Sebagai hasil dari perjanjian itu, Nazi Jerman dan Uni Soviet memiliki hubungan diplomatik cukup kuat dan hubungan ekonomi yang penting. Memasukkan negara-negara Jerman-Soviet dalam Perjanjian Komersial (1940) (pakta perdagangan tahun 1940)), di mana militer Jerman Soviet menerima dan peralatan industri sebagai ganti bahan baku, seperti minyak, untuk membantu Jerman menghindari blokade Inggris. Tapi kedua belah pihak sangat curiga terhadap satu sama lain. Setelah Jerman memasuki Pakta Tripartit dengan Jepang dan Italia, mulai perundingan tentang potensi Soviet masuk ke dalam pakta. Setelah dua hari perundingan ,12-14 November, di Berlin, Jerman, diusulkan untuk Soviet masuk Axis. Uni Soviet menawarkan perjanjian tandingan pada tanggal 25 November 1940, dan Jerman tidak menjawabnya. Ketika kedua belah pihak mulai berbenturan di Eropa Timur, timbul konflik dalam membahas beberapa isu terbuka, Januari 1941, walaupun mereka menandatangani perjanjian perbatasan dan persetujuan komersial.
Rencana invasi Jerman
Reputasi Stalin dalam kontribusi kepada Nazi tentang pembenaran serangan mereka dan pertempuran mereka sukses. Pada akhir 1930-an, Stalin telah membunuh atau memenjarakan jutaan warga selama Great Purge, termasuk perwira militer yang kompeten dan berpengalaman, meninggalkan Tentara Merah menjadi lemah dan kehilangan pemimpin. Nazi sering menekan Soviet secara brutal saat menargetkan propaganda terhadap Slavia. Propaganda Jerman mengklaim [Tentara Merah sedang bersiap-siap untuk menyerang mereka, dan invasi mereka sendiri sebagai pra-efek perang.Di musim panas 1940, saat Jerman krisis bahan baku dan potensi benturan dengan Uni Soviet atas wilayah di Balkan muncul, invasi Uni Soviet tampak solusi satu-satunya. [34] Meskipun tidak ada rencana lagi, pada bulan Juni, Hitler mengatakan kepada salah seorang jendral bahwa kemenangan di Eropa Barat "akhirnya membebaskan diri untuk mendapat tugas penting: melawan Bolshevisme", walaupun Hilter mengatakan bahwa pendudukan Rusia Barat akan menciptakan "lebih mengeluarkan daripada mendapat bantuan untuk situasi ekonomi Jerman." Hitler mengantisipasi manfaat tambahan:
- Ketika Uni Soviet dikalahkan, maka kekurangan buruh dalam industri Jerman bisa dibantu oleh demobilisasi tentara.
- Ukraina akan menjadi sumber pertanian.
- Setelah Uni Soviet sebagai sumber pekerja, dapat meningkatkan posisi geostrategis Jerman.
- Kekalahan dari Uni Soviet akan semakin mengisolasi Sekutu, terutama Inggris.
- Perekonomian Jerman membutuhkan lebih banyak minyak dan mengendalikan tambang minyak akan tercapai; seperti perkataan Albert Speer, Menteri Jerman Produksi Peralatan Perang dan Perang, dalam wawancara, "kebutuhan minyak jelas motif utama" dalam keputusan untuk menyerbu
Pada tanggal 5 Desember, Hitler menerima rencana militer untuk invasi, dan disetujui, dengan mulai dijadwalkan pada Mei 1941. Pada tanggal 18 Desember 1940, Hitler menandatangani Directive Perang Nomor 21 kepada Komando Tinggi Jerman untuk operasi dengan nama sandi "Operasi Barbarossa" yang menyatakan : "Wehrmacht Jerman harus siap untuk menghancurkan Rusia dalam kampanye yang cepat." [39] Operasi ini diberi nama Kaisar Frederick Barbarossa dari Kekaisaran Romawi Suci, seorang pemimpin dari Perang Salib Ketiga pada abad ke-12. Invasi ditetapkan mulai 15 Mei 1941. Pada bulan Desember, Stanlin mengingatkan para jenderal Uni Soviet tentang perhatian Hitler bahwa mereka harus selalu siap untuk menahan serangan Jerman, dan Hitler berpikir bahwa Tentara Merah akan memerlukan empat tahun untuk persiapan diri. Oleh karena itu, "kita harus siap lebih awal" dan "kami akan mencoba untuk menunda perang selama dua tahun lagi."
Pada musim gugur 1940, pejabat tinggi Jerman merancang sebuah memorandum mengenai bahaya invasi Soviet. Mereka mengatakan Ukraina, Belarussia dan Baltik Serikat akan berakhir sebagai beban ekonomi saja bagi Jerman. [41] Pejabat Jerman lainnya berpendapat bahwa Soviet dalam bentuk birokrasi tidak berbahaya, pendudukan tidak akan menghasilkan keuntungan bagi Jerman.
Hitler mengabaikan penentang ekonomi Jerman, meskipun Jenderal Georg Thomas telah menyiapkan laporan konsekuensi negatif ekonomi dari invasi Soviet
Rudolf Hess dan kawan-kawan di Heinrich Himmler "Pembangunan dan Perencanaan di Timur" Eksebisi Maret 1941
Di mulai pada bulan Maret 1941, Cetak biru Goering menyatakan usulan secara rinci tentang ekonomi Uni Soviet setelah invasi. Seluruh penduduk Kota dibuat kelaparan sampai mati, sehingga menciptakan sebuah surplus pertanian untuk memberi makan Jerman dan memungkinkan penggantian penduduk kota dengan orang kaya Jerman. Selama Percobaan Nuremberg pada tahun 1946, Sir Hartley Shawcross mengatakan bahwa pada Maret 1941 divisi administratif sebelumnya dibuat di Timur Rusia, telah direncanakan:- Ural (Ural pusat dan selatan serta wilayah terdekat, direncanakan reorganisasi wilayah dari timur Eropa Rusia)
- Siberia Barat ( Siberia barat dan Novosibirsk)
- Nordland (daerah Soviet Arktik: Rusia pantai utara Eropa dan barat laut Siberia pantai utara))
- Pemerintahan Ostland (negara-negara Baltik dan Belarusia)
- Pemerintahan Ukraina (Ukraina dan wilayah sekitarnya)
- Pemerintahan Kaukasus (Rusia Selatan dan Kaukasus)
- Pemerintahan Moskow (Moskow metropolitan dan sisanya dari Eropa Rusia)
- Turkistan (wilayah Asia Tengah)
Operasi Barbarossa adalah untuk menggabungkan serangan ke arah utara Leningrad, sebuah simbolis merebut Moskow, dan strategi ekonomi merebut ladang minyak di selatan di luar Ukraina. Hitler dan para jendralnya yang tidak setuju pada aspek-aspek ini harus memperoleh prioritas dan Jerman harus memfokuskan energi; menentukan prioritas diperlukan kompromi. Hitler menganggap dirinya politikus dan militer jenius. Ketika merencanakan Barbarossa selama tahun 1940 dan 1941, dalam banyak diskusi dengan para jenderalnya, Hitler mengulangi perintah: "Leningrad pertama, kedua Basin Donetsk, Moskow ketiga." Hitler tidak sabar untuk melanjutkan invasi ke timur. Ia yakin Inggris akan menuntut perdamaian, setelah Jerman menang di Uni Soviet. Jenderal Franz Halder mencatat dalam buku hariannya itu, bahwa dengan menghancurkan Uni Soviet, Jerman akan menghancurkan harapan kemenangan Inggris.
Hitler terlalu percaya diri dari keberhasilan yang pesat di Eropa Barat dan kebodohan Tentara Merah dalam Perang Musim Dingin melawan Finlandia pada 1939-40. Dia mengharapkan kemenangan dalam waktu beberapa bulan, namun tidak mempersiapkan diri untuk sebuah perang yang berlangsung dalam musim dingin.
Pertempuran Stalingrad
Pertempuran Stalingrad, yang terjadi pada 21 Agustus 1942 hingga 2 Februari 1943, merupakan pertempuran sengit antara Jerman dan sekutunya melawan Uni Soviet, memperebutkan kota Stalingrad (yang sekarang bernama Volgograd), dalam Perang Dunia II. Pertempuran ini dianggap sebagai titik balik Perang Dunia II, dan sebagai pertempuran paling berdarah sepanjang sejarah, dimana 1,5 juta orang lebih terbunuh dari kedua pihak. Kedua pihak bertempur dengan brutal dan tidak memperdulikan korban warga sipil. Pertempuran ini terdiri dari beberapa fase, yaitu pengepungan Jerman terhadap Stalingrad, pertempuran dalam kota, serangan balik Soviet, serta pengepungan serta penghancuran kekuatan-kekuatan Poros di sekitar Stalingrad, yang ditulangpunggungi Tentara Keenam Jerman[
Latar Belakang
Pada bulan Juni 1942, Tentara Jerman (Wehrmacht) melancarkan kampanye musim panas kedua mereka terhadap Uni Soviet, yang disebut Operation Blau (Operasi Biru). Sebelumnya dalam operasi Barbarossa Wehrmacht dihalau di pintu gerbang Moskow pada musim dingin 1941-1942. Operasi Biru diarahkan ke Rusia selatan dengan tujuan merebut ladang minyak di Baku, Azerbaijan, dan membuka jalan untuk menguasai ladang-ladang minyak di Timur Tengah. Pasukan penyerbu Jerman dibagi dua kekuatan, Grup Tentara A menyerbu Kaukasus dan Grup Tentara B menuju sungai Volga dan kota Stalingrad.Pentingnya Stalingrad
Pada mulanya, Tentara Merah Soviet memilih untuk bergerak mundur guna membuat jalur logistik pasukan Jerman keteteran dengan memanfaatkan luasnya wilayah Uni Soviet. Akan tetapi kemudian Stalin memerintahkan pasukannya untuk bertahan di Stalingrad, yang secara harfiah berarti "kota Stalin". Selain karena menyandang nama Stalin, kota Stalingrad juga penting karena merupakan kota industri terbesar di tepi sungai Volga (jalur transportasi penting ke Laut Kaspia). Jatuhnya Stalingrad ke tangan Jerman akan memudahkan gerak maju pasukan Jerman menuju Kaukasus, yang memiliki cadangan minyak besar, yang amat dibutuhkan oleh Jerman.Jalannya pertempuran
Menurut perkiraan, sekitar empat puluh ribu tentara dari kedua belah pihak terbunuh dalam setiap harinya. Fuhrer Adolf Hitler memerintahkan pasukannya agar dalam kondisi apapun, kota Stalingrad harus direbut. Akibatnya pasukan Jerman bertempur mati-matian untuk merebut kota tersebut. Namun, rakyat dan tentara di kota Stalingrad juga melakukan perlawanan yang sangat kuat sehingga pasukan Nazi dapat dihadang.Sementara pasukannya terjebak dalam perang mati-matian di Stalingrad, Komando Tertinggi Jerman tidak menyadari bahwa Stalin telah mengumpulkan bala bantuan untuk menghancurkan pasukan Jerman dalam suatu kampanye musin dingin. Serangan balasan Uni Soviet dilancarkan pada bulan November 1942 ketika salju mulai turun. Serangan tersebut dengan cepat menggulung pasukan Italia, Rumania, dan Hungaria yang melindungi garis belakang Angkatan Darat ke-6 Jerman. Akibatnya, pasukan Jerman yang beroperasi di Stalingrad terkepung.
Sebenarnya, Jerman memiliki kesempatan untuk menarik mundur pasukannya sebelum Tentara Merah menyelesaikan kepungannya. Akan tetapi, Hitler bersikeras agar pasukannya tetap bertahan di Stalingrad dan memerintahkan Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) untuk mengirimkan perbekalan bagi mereka. Akan tetapi, musim dingin yang ganas menghalangi usaha tersebut sehingga bantuan yang dikirimkan tidak cukup untuk memberi makan 330.000 prajurit Jerman dan sekutunya yang berada di Stalingrad.
Suatu usaha lain untuk membebaskan pasukan Jerman yang terkepung dilakukan dengan mengirimkan Tentara Grup Don pimpinan Marsekal Erich von Manstein, salah seorang ahli strategi Jerman yang cemerlang. Akan tetapi, serangan tersebut berhasil dihentikan oleh bala bantuan Soviet yang masih segar di Kotelnikovo. Akhirnya, ketika dihadapkan pada kemungkinan terkepung, von Manstein menarik mundur pasukannya dan meninggalkan rekan-rekannya di Stalingrad menunggu nasib.
Pada tanggal 30 Januari 1943, Tentara Merah dibawah pimpinan Marsekal Georgy Zhukov melancarkan serangan umum ke Stalingrad dan dengan cepat menggulung pasukan Poros yang sudah kelelahan dan menderita kelaparan dan penyakit. Dua hari kemudian, Marsekal Friedrich von Paulus dan 90.000 prajuritnya yang tersisa menyerah.
Para sejarawan menilai, kekalahan Jerman di Stalingrad merupakan awal dari kejatuhan Nazi. Hingga kini pertempuran ini dianggap sebagai pertempuran terbesar dan paling berdarah dalam sejarah manusia. Jumlah korban jiwa diperkirakan mencapai 3 juta jiwa.
Pertempuran Kursk
Pertempuran Kursk disebut-sebut sebagai pertempuran terdashyat antara pasukan Jerman dan Pasukan Soviet karena kedua belah pihak menggunakan kekuatan tank yang besar. Pertempuran ini sendiri terjadi di dekat kota Kursk yang merupakan garis pertahanan Soviet. Pertempuran terjadi pada 4 Juli 1943 dan berlangsung hampir 1 bulan lamanya. Jerman mengerahkan angkatan perangnya yang mencakup 800.000 pasukan infanteri, 2.700 tank dan kendaraan lapis baja, serta 2.000 pesawat tempur, dan berhadapan dengan pihak Soviet yang memiliki kekuatan mencakup 1.300.000 pasukan infanteri, 3.600 tank dan kendaraan lapis baja, 20.000 artileri medan dan 2.400 pesawat tempur. Pasukan Jerman dipimpin oleh dua orang jenderalnya, yaitu Erich von Mansteim dan Walther Model.
Pendahuluan
Hitler memerlukan kemenangan di front timur sehingga ia mengumumkan Operasi Zitadelle yang diharapkan dapat mengubah peta kekuatan di front timur dimana akan membalas kekalahan di Stalingrad sebelumnya yang terjadi di awal tahun. Rencana ini sempat ditentang oleh ahli strategi hebat Jerman, Heinz Guderian karena menurutnya tidaklah penting untuk menyerang Kursk. Akan tetapi rencana Hitler ini didukung penuh oleh Kurt Zeitzler dengan mengungkapkan data bahwa Jerman harus menguasai obyek-obyek penting akibat dari pendudukan kota Kharkov pada bulan Maret sebelumnya.Obyek penting ini letaknya di selatan dari Orel, dengan Maloarkangelsk sebagai pangkalan utaranya, Kursk sebagai base tengah dan Belgorod sebagai base selatan. Pihak Soviet telah mencium adanya rencana ofensif dari Jerman ini dari peningkatan kekuatan Jerman secara besar-besaran di sekeliling titik tersebut dan dari mata-mata mereka di Jerman, "Lucy", dan dari kode ULTRA yang dapat diterjemahkan oleh pihak Inggris dan diberikan langsung kepada Stalin. Stalin sempat bermaksud untuk menyerang Jerman terlebih dahulu sebelum serangan Jerman ini terjadi. Akan tetapi Marsekal Zhukov menyarankan untuk membiarkan Jerman menyerang terlebih dahulu dan mengalahkan mereka dengan pertahanan yang telah dia rencanakan. Pertahanan ini dibuat dengan skala yang belum pernah ada sebelumnya, dimana pihak Soviet dengan cepat menambah jumlah pasukan militer dan merekrut 300.000 orang sipil untuk bekerja bersama-sama membuat jebakan tank, ladang ranjau, senjata anti tank dan posisi defensif lainnya sebagai antisipasi dari serangan Jerman.
Pertempuran
Seharusnya, waktu Jerman melakukan penyerangan adalah 4 Mei 1943, tetapi Hitler ingin menunggu tank Panther dan Elefant siap dioperasikan. Setelah itu sempat terjadi beberapa kali pengunduran waktu penyerangan. Tanggal 12 Juni merupakan tanggal yang direncanakan selanjutnya akan tetapi kekalahan dari front Afrika di Tunisia memaksa Hitler untuk mengundurkan waktu penyerangan selama hampir tiga minggu hingga bulan Juli 1943. Pada malam tanggal 3 Juli 1943, sehari sebelum penyerangan, pasukan Jerman menyusup untuk membersihkan dan menyiapkan jalan melalui beberapa ladang ranjau, dengan cara menusuk ranjau dengan bayonet, mengangkatnya dan mengamankan dengan tangan. Menurut testimoni dari insinyur Großdeutschland, 10 orang prajurit dari pasukan pekerja ke-2 telah mengamankan sebanyak 2.700 ranjau pada malam itu, yang dikerjakan rata-rata satu ranjau per-menit setiap orangnya.Pada tanggal 4 Juli 1943, pukul 14.45 waktu setempat, ratusan pesawat Stuka Jerman yang tergabung dalam lima grup Armada Udara Ke 4 menyerang area sekitar Butovo yang terletak 500 yard di dalam garis pertahanan Soviet sepanjang 2 mil. Serangan ini berlangsung selama 10 menit dan dilanjutkan dengan gempuran meriam dan roket artileri untuk membuka posisi pasukan Uni Soviet. Armada Panzerkorps Ke-III bergerak menyerang posisi Soviet di sekitar Savidovka, Alekseyevka dan Luchanino. Dan pada waktu yang bersamaan di Butovo, Resimen Pertahanan Senapan Soviet Ke 199 diserang oleh Resimen Panzergrenadier Ke 3. Dataran tinggi sekitar Butovo mampu dikuasai oleh Divisi Panzer Ke 11. Di arah barat Butovo, Divisi Panzer Ke 3 menghadapi perlawanan sengit dari pihak Soviet sehingga tidak mampu untuk mengamankan sasarannya hingga larut malam.
Sementara itu, armada Panzerkorps Ke-II melancarkan serangan pendahuluan untuk mengamankan pos pengamatan yang akan digunakan untuk pertempuran selanjutnya. Disini mereka mendapatkan perlawanan yang kuat hingga dipersenjatai dengan penyembur api untuk mengamankan bunker dan pos penjagaan. Pada pukul 22.30, Marsekal Zhukov memerintahkan Tentara Merah untuk membalas dengan melancarkan bombardiran artileri bertubi-tubi ke posisi Jerman, yang mampu memperlambat gerak dari Jerman.
Esok harinya, secara mengejutkan serangan balasan yang dilakukan Angkatan Udara Soviet berhasil membombardir sejumlah pangkalan Luftwaffe Jerman dan menimbulkan korban yang tidak sedikit pula dari serangan mendadak tersebut.
Di medan perang Utara, pergerakan Pasukan Jerman Ke 9 mengalami hambatan yang jauh lebih berat. Ratusan ribu ranjau yang ditanam Tentara Merah berhasil menciptakan kesulitan besar bagi pasukan Marsekal Walther Model. Kemajuan yg diperoleh terlalu sedikit, perlu ahli dan teknisi ranjau serta kendaraan anti-ranjau untuk mengatasi rintangan itu. Sialnya, Model tidak memiliki teknisi dan armada yang cukup. Apalagi, jumlah tank yang dimiliki Model lebih sedikit dibanding armada tank yang dikerahkan untuk menggempur kawasan selatan Kursk. Selain itu, moril dan mental pasukan Model juga tidak setangguh pasukan von Manstein. Akibatnya, daya gempur pasukan Model cepat melemah.
Setelah bertempur selama satu minggu, pasukan Jerman hanya mampu bergerak maju sejauh 10 kilometer. Tapi, serangan balik Tentara Merah yang dilancarkan dari kawasan Orel justru berhasil memukul mundur pasukan Jerman, bahkan mengakibatkan Pasukan Jerman Ke 9 ditarik mundur. Pertempuran antara tentara Soviet dan Jerman diwarnai dengan duel tank dari jarak dekat, sehingga kerugian yang dialami oleh kedua belah pihak sama besarnya. Jerman sendiri kehilangan 300 Panzer III dan IV, setengah lusin tank Tiger dan 50 tank lainnya rusak parah. Namun, bedanya kendati jumlah total kerugian yang dialami Soviet lebih besar, dengan cepat Tentara Merah sanggup mengganti armada tanknya, sedangkan Jerman tidak.
Soal keunggulan tempur, tank Soviet seperti T-34 kadang-kadang lebih unggul daripada tank-tank Jerman. Keunggulannya terletak pada kecepatan, lapisan baja dan desain bodi tank, serta mobilitas yang sangat baik. Namun kali ini, T-34 dibuat tidak berkutik menghadapi tank Tiger, yang dengan meriam 88 milimeternya mampu menghajar T-34 dari berbagai sudut dan jarak berapapun. Maka, untuk menghancurkan tank Tiger, awak T-34 memakai taktik menyerang hand-to-hand, yaitu dengan mendekat bersama-sama lalu menembakinya dari jarak dekat. Itu dilakukan mengingat meriam 76 milimeter T-34 tidak mampu menghajar Tiger dari jarak yang jauh, serta pelindung Tiger yang tebal tidak mampu ditembus oleh meriam T-34 waktu itu.
Jerman pun akhirnya berhasil dipukul mundur atau dengan kata lain mengkhianati doktrin tempur Jerman yang pantang mundur. Manstein dan Model memilih mundur mengingat mereka masih dibutuhkan untuk mempertahankan tanah Jerman sendiri.
Kendati pasukan Jerman berhasil dipukul mundur dari Kursk, kekuatan keduanya sebenarnya masih sebanding. Tapi mengingat Jerman tidak lagi memiliki tentara baru yang lebih segar sedangkan Tentara Merah dan persenjataannya justru makin melimpah, inisiatif pertempuran langsung berpindah tangan ke Soviet. Akibat serbuan yang gagal itu, kekuatan Jerman terus merosot. Selama bertempur untuk menguasai Kursk, setiap divisi yang dikerahkan Jerman kehilangan antara 2.000 hingga 3.500 tentara terlatih. Sedangkan jumlah total tank dan panser yang hancur mencapai 500-an buah.
Penutup
Operasi Zitadelle merupakan pertaruhan Jerman di front timur yang sangat menelan biaya dan memiliki kemungkinan sukses yang kecil. Setelah operasi ini Jerman terbukti tidak mampu untuk mengembalikan dan membalas kekalahan mereka. Total korban di pihak Jerman mencapai 200.000 orang meninggal dan terluka. Sedangkan di pihak Soviet tercatat 182.000 orang meninggal dan 424.000 orang terluka. Kedua belah pihak sama-sama kehilangan lebih dari 50% kekuatan tank mereka, dimana Jerman kehilangan 500 tank dan 200 pesawat tempur, sedangkan Soviet kehilangan 1,500 tank serta 1,000 pesawat tempur.Invasi Normandia (D-Day), invasi di Perancis oleh pasukan Amerika Serikat dan Inggris, 1944
Invasi Normandia, yang nama kodenya adalah Operasi Overlord, adalah sebuah operasi pendaratan yang dilakukan oleh pasukan Sekutu saat Perang Dunia II pada tanggal 6 Juni 1944. Hingga kini Invasi Normandia merupakan invasi laut terbesar dalam sejarah, dengan hampir tiga juta tentara menyeberangi Selat Inggris dari Inggris ke Perancis yang diduduki oleh tentara Nazi Jerman.
Mayoritas satuan tempur pada serangan ini adalah pasukan Amerika Serikat, Britania Raya, dan Kanada. Pasukan Kemerdekaan Perancis dan pasukan Polandia ikut bertempur setelah fase pendaratan. Selain itu, pasukan dari Belgia, Cekoslowakia, Yunani, Belanda, dan Norwegia juga turut serta.
Invasi Normandia dibuka dengan pendaratan parasut dan glider pada dini hari, serangan udara dan artileri laut, dan pendaratan amfibi pagi hari, pada 6 Juni, D-Day. Pertempuran untuk menguasai Normandia berlanjut selama lebih dari dua bulan, dengan kampanye untuk menembus garis pertahanan Jerman dan menyebar dari pantai yang sudah dikuasai Sekutu. Invasi ini berakhir dengan dibebaskannya Paris, dan jatuhnya kantong Falaise pada akhir Agustus 1944.
Persiapan sekutu
.Setelah invasi Jerman terhadap Uni Soviet (Operasi Barbarossa), Sovietlah yang melakukan mayoritas pertempuran menghadapi Jerman di Eropa. Presiden Franklin D. Roosevelt dan Perdana Menteri Winston Churchill pada tahun 1942 menyatakan bahwa Amerika Serikat dan Britania Raya siap membuka "front kedua" di Eropa untuk membantu Uni Soviet menghadapi Jerman, pernyataan ini dinyatakan lagi pada musim semi tahun 1943.
Britania Raya, di bawah Winston Churchill, ingin menghindari serangan langsung seperti pada Perang Dunia I yang pasti akan menyebabkan banyak korban. Mereka juga lebih menyukai menggunakan taktik terselubung dengan membantu para pemberontak yang diduduki Jerman, lalu melakukan serangan dari Mediterania, ke Wina, lalu memasuki Jerman dari selatan. Cara seperti ini juga dianggap dapat membatasi masuknnya Soviet ke Eropa.Namun Amerika Serikat menganggap bahwa cara paling optimal adalah serangan langsung dari markas Sekutu yang paling dekat dan besar. Mereka sangat menginginkan metode ini, dan menyatakan bahwa hanya cara inilah yang akan mereka dukung dalam jangka panjang. Dua proposal awal direncanakan: Operasi Sledgehammer, yang merupakan invasi untuk tahun 1942, dan Operasi Roundup, yaitu invasi lebih besar pada tahun 1943. Proposal yang kedua diterima, lalu diganti namanya menjadi Operasi Overlord dan ditunda sampai 1944.
Sekitar 6.900 kendaraan laut, termasuk 4.100 kendaraan pendarat, digunakan untuk invasi ini, dipimpin oleh Admiral Bertram Ramsay. Kemudian 12.000 pesawat terbang, termasuk 1.000 pesawat pembawa penerjun payung, berada di bawah Marsekal Udara Trafford Leigh-Mallory. 10.000 ton bom akan dijatuhkan ke pertahanan Jerman, dan pesawat-pesawat ini akan melakukan 14.000 misi serangan.
Peralatan khusus
Untuk melancarkan jalannya invasi ini, Sekutu mengembangkan banyak peralatan khusus. Mayor-Jenderal Percy Hobart ditugaskan untuk mengetuai pengembangan kendaraan lapis baja khusus. Kendaraan-kendaraan ini, yang dijuluki Hobart’s Funnies, antara lain tank yang bisa berenang Sherman Duplex Drive, tank pembersih ranjau, tank pembuat jembatan, tank pembuat jalanan, dan tank khusus untuk menghancurkan gedung beton. Pengetesan kendaraan-kendaraan ini dilakukan di Kirkham Priory di Yorkshire, Inggris.Selain kendaraan lapis baja, dibuat juga dua pelabuhan buatan Mulberry Harbour agar bisa mendatangkan persediaan secara cepat, ditambah dengan tidak adanya pelabuhan laut dalam di lokasi pendaratan. Untuk mengirimkan bahan bakar dari Inggris, Sekutu menjalankan Operasi PLUTO (Pipe Line Under The Ocean), yaitu jalur pipa bawah laut.
Persiapan Jerman
Pada tahun 1942 dan 1943, Jerman menganggap bahwa kemungkinan serangan Sekutu dari barat sangat kecil. Persiapan menghadapi invasi hanya berupa pembangunan fortifikasi yang melindungi pelabuhan-pelabuhan utama oleh Organisasi Todt.Pada akhir 1943, berkumpulnya kekuatan Sekutu di Inggris menyebabkan Komandan Bagian Barat Jerman, Marsekal Medan Gerd von Rundstedt, untuk meminta tambahan pasukan. Pasukan yang dimiliki sebelumnya hanya merupakan formasi statik saja, tanpa alat-alat transportasi dan peralatan dukungan. Selain itu pasukan itu terdiri dari tentara yang tidak sempurna secara fisik (misalnya orang-orang yang kehilangan jarinya oleh dinginnya Front Timur), atau merupakan wajib militer Polandia dan negara non-Jerman lainnya.
Selain tambahan pasukan, von Rundstedt mendapatkan anak buah baru, Marsekal Medan Erwin Rommel. Rommel awalnya hanya ditugaskan untuk memeriksa Tembok Atlantik, namun kemudian meminta untuk diberi tugas memimpin pasukan pertahanan Perancis utara, Belgia, dan Belanda. Permintaan ini dipenuhi dan pasukan yang dipimpinnya digabungkan dalam Grup B Angkatan Darat pada Februari 1944.
Pendaratan udara
Pendaratan udara dilakukan untuk merebut posisi-posisi kunci, dengan tujuan memblokir serangan balik Jerman, mengamankan bagian samping pendaratan laut, dan melancarkan pergerakan pasukan laut dari pantai. Divisi Lintas Udara Amerika Serikat ke-82 dan 101 ditugaskan untuk mengamankan samping barat, dan Divisi Lintas Udara ke-6 Britania Raya ditugaskan ke samping timur.Pendaratan udara Britania Raya
Di timur lokasi pendaratan laut, terdapat wilayah yang terbuka dan datar, yang ideal untuk serangan kendaraan lapis baja Jerman. Namun, wilayah terbuka tersebut dan lokasi pendaratan laut dipisahkan oleh Sungai Orne, yang mengalir dari Caen sampai Tanjung Seine. Satu-satunya penyeberangan sungai ini di utara Caen berada tujuh kilometer dari lokasi pendaratan laut, yaitu di dekat Bénouville dan Ranville. Untuk Jerman, ini merupakan satu-satunya rute untuk serangan balik dari samping timur, sementara bagi Sekutu, penyeberangan ini sangat penting untuk serangan ke Caen.Objektif taktis Divisi Lintas Udara ke-6 Britania Raya adalah merebut jembatan-jembatan penyebrangan di Bénouville-Ranville, bertahan menghadapi serangan balik Jerman, menghancurkan meriam artileri di Merville yang menembak ke Pantai Sword, dan menghancurkan lima jembatan di Sungai Dives.
Pendaratan udara Amerika Serikat
Pendaratan udara Amerika Serikat dilakukan oleh Divisi Lintas Udara ke-82 (Operasi Detroit) dan 101 (Operasi Chicago). Pada saat pendaratan, para penerjun payung tersesat dan tidak dapat berkumpul dengan baik. Ini dikarenakan oleh lokasi pendaratan yang tidak ditandai, cuaca yang buruk, dan medan yang sulit. Setelah 24 jam, hanya 2.500 dari 6.000 anggota Divisi Lintas Udara 101 yang telah bergabung kembali. Tetapi, tersebarnya pasukan penerjun payung Amerika Serikat membantu membingungkan tentara Jerman.Pada pagi hari tanggal 6 Juni, Divisi Lintas Udara ke-82 berhasil merebut Sainte-Mère-Église, kota pertama yang direbut pada invasi ini.
Pantai Sword
Serangan pada Pantai Sword dimulai pada jam 03.00 dengan serangan udara ke pertahan laut dan artileri Jerman. Serangan artileri laut dimulai beberapa jam kemudian. Pada jam 0730, satuan-satuan pertama berhasil mendarat di pantai. Satuan ini adalah satuan tank Sherman DD milik Hussar ke-13/18, yang diikuti oleh infanteri Brigade ke-8.Pada Pantai Sword, infanteri Britania Raya berhasil mendarat dengan sedikit korban. Pada akhir hari itu, mereka berhasil maju sejauh delapan kilometer, tetapi gagal mendapatkan target ambisius Montgomery, khususnya Caen yang merupakan objektif utama, yang tetap dikuasai Jerman sampai akhir D-Day.
Pantai Juno
Pasukan Kanada yang mendarat di Pantai Juno berhadapan dengan 11 meriam berat 155 mm dan 9 meriam sedang 75 mm, juga senapan mesin, bunker, dan fortifikasi beton lainnya. 50% gelombang pertama yang mendarat tewas, pendaratan ini adalah pendaratan pantai dengan jumlah korban tertinggi ke-2 setelah Pantai Omaha. Pemakaian Sherman DD termasuk sukses di Pantai Juno, dengan beberapa, sesuai rencana, sampai duluan sebelum infanteri dan membantu menghancurkan pertahanan Jerman.[6]Pantai Gold
Korban juga banyak pada Pantai Gold, di mana kedatangan tank perenang Sherman DD tertunda, dan Jerman telah memfortifikasi sebuah desa di pantai dengan baik. Namun Divisi Infanteri ke-50 berhasil mengalahkan pertahanan ini dan maju sampai dekat Bayeux. Divisi ini adalah salah satu yang paling jauh mendekati objektif utamanya.
Pantai Omaha
Pendaratan di Pantai Omaha merupakan pendaratan yang paling banyak memakan korban. Elemen Divisi Infanteri ke-1 dan ke-29 Amerika Serikat berhadapan dengan Divisi Infanteri ke-352 Jerman, salah satu divisi yang paling berpengalaman di invasi pantai ini. Intelijen Sekutu gagal mengetahui bahwa Divisi Infanteri Statik ke-714 yang relatif berkualitas rendah digantikan oleh Divisi ke-352 beberapa hari sebelum invasi. Omaha merupakan pantai dengan pertahanan yang paling berat, dan serangan udara serta artileri sebelum invasi ternyata tidak efektif.Di bagian timur, 27 dari 32 tank Sherman DD tidak sampai ke pantai. Di bagian Barat, tank DD berhasil mendarat namun banyak yang hancur oleh artileri Jerman. Data resmi mengatakan bahwa "10 menit setelah mendarat, kompi [pemimpin] menjadi tidak berfungsi, tanpa komandan, dan hampir sama sekali tidak bisa bertempur. Setiap perwira dan sersan telah tewas atau terluka [...] Ini berubah menjadi perjuangan untuk bertahan dan penyelamatan". Korban pada Pantai Omaha sampai 2.400 orang pada jam-jam pertama. Beberapa komandan sempat ingin mundur dari pantai itu, tetapi beberapa satuan kecil membentuk tim-tim ad hoc yang akhirnya berhasil menguasai pantai dan maju masuk ke daratan.
Pointe du Hoc
Point du Hoc merupakan tempat penempatan meriam yang berada pada tebing beton tinggi. Di sini, Batalyon Ranger ke-2, yang dipimpin oleh James Earl Rudder, ditugaskan untuk memanjat tebing-tebing setinggi 30 meter tersebut dengan menggunakan tali, lalu menghancurkan meriam-meriam di atas, yang diperkirakan menembak ke Pantai Omaha dan Utah. Tetapi setelah tiba di atas tebing ternyata meriam-meriam tersebut sudah dipindahkan. Para Ranger kemudian maju masuk ke daratan lalu akhirnya menemukan dan menghancurkan meriam-meriam tersebut.Pantai Utah
Pendaratan di Pantai Utah merupakan pendaratan dengan korban paling sedikit. Divisi Infanteri ke-4 yang mendarat di pantai ini ternyata mendarat di tempat yang salah karena arus yang mendorong kendaraan pendarat mereka ke arah tenggara, ke daerah yang tidak dijaga dengan baik. Divisi ini kemudian maju ke daratan dengan mudah, ditambah dengan bantuan dari Resimen Infanteri Parasut ke-502 dan 506. Dengan korban yang sangat sedikit, mereka juga dapat bergerak dengan cepat, dengan tingkat kesuksesan yang sangat tinggi.Setelah pendaratan
Setelah pantai dikuasai, dua pelabuhan buatan Mulberry Harbour diderek melalui Selat Inggris dan selesai dirakit pada D+3 (9 Juni). Satu dibuat di Arromanches oleh pasukan Britania Raya, dan satu lagi di Pantai Omaha oleh Amerika Serikat. Pada tanggal 19 Juni sebuah badai menunda kegiatan pengiriman persediaan dan menghancurkan pelabuhan buatan di Pantai Omaha. Ketika itu, Britania Raya sudah mendaratkan 314.547 orang, 54.000 kendaraan, dan 102.000 ton persediaan. Sementara Amerika Serikat telah mendaratkan 314.504 orang, 41.000 kendaraan, dan 116.000 ton persediaan.Cherbourg
Di bagian barat invasi, pasukan Amerika Serikat ditugaskan untuk menguasai Semenanjung Cotentin, khususnya Cherbourg, yang memiliki pelabuhan laut dalam. Wilayah di belakang pantai Utah dan Omaha dicirikan oleh bocage, yaitu parit kuno dan pagar tanaman yang tebalnya sampai tiga meter, tersebar setiap 100 sampai 200 meter, membuatnya sangat menyulitkan untuk tank, peluru, dan penglihatan, dan menjadi tempat bertahan yang ideal. Infanteri Amerika Serikat maju menuju Cherbourg dengan lambat, dan dengan banyak korban. Bagian ujung semenanjung baru didatangi pada 18 Juni. Setelah melawan pasukan Sekutu dengan gigih, komandan Cherbourg, Letnan Jenderal von Schlieben, akhirnya menyerah setelah sebelumnya sempat menghancurkan pelabuhan Cherbourg, yang membuat pelabuhan itu baru bisa dipakai pada pertengahan Agustus.Caen
Caen dianggap sebagai objektif yang penting oleh Montgomery, maka Caen menjadi target beberapa serangan. Serangan pertama adalah Operasi Perch, yang mencoba menyerang Jerman lewat samping di Villers-Bocage. Tapi serangan ini dihentikan oleh Jerman pada Pertempuran Villers-Bocage. Usaha serangan sempat tertunda karena badai yang menghentikan laju persediaan pada 17 sampai 23 Juni, walau begitu, serangan balik Jerman bisa dihentikan pada Operasi Epsom, dikarenakan serangan balik tersebut sudah diketahui oleh intelijen. Caen kemudian dihujani bom dari pesawat, dan bagian utaranya berhasil diduduki pada Operasi Charnwood, 7 sampai 9 Juli. Ini kemudian dilanjutkan dengan serangan besar-besaran yang dipimpin Jenderal Miles Dempsey, yang diikuti oleh seluruh divisi lapis baja Britania Raya, Operasi Goodwood, 18 sampai 21 Juli, berhasil menguasai sisa Caen beserta dataran tinggi di bagian selatannya.Menembus garis pantai
Strategi penting yang dilakukan Montgomery adalah membuat Jerman memfokuskan pasukan cadangan mereka ke bagian timur invasi agar garis pertahanan Jerman bisa ditembus di bagian barat. Strategi ini berhasil, dan setelah Operasi Goodwood, Jerman telah memobilisasikan sisa pasukan cadangan mereka untuk menghadapi pasukan Britania Raya dan Kanada di selatan Caen. Operasi untuk menembus garis pantai (beachhead), yang dinamakan Operasi Kobra, dilakukan pada tanggal 24 Juli oleh First Army Amerika Serikat. Operasi ini berhasil dengan baik, Korps VIII berhasil menembus pertahanan Jerman dan memasuki Coutances, di bagian barat Semenanjung Cotentin, pada 28 Juli.Montgomery lalu melanjutkan serangan di bagian barat dengan bergerak ke selatan, kemudian divisi-divisi lapis baja Britania Raya dibuat ikut maju ke selatan bersama dengan Third Army Amerika Serikat pada Operasi Bluecoat, 30 Juli sampai 7 Agustus. Serangan ini berhasil membuat Jerman terpaksa mengalihkan pasukan ke arah barat, yang kemudian ditindak-lanjuti oleh Britania Raya dan Kanada yang maju dari Caen pada Operasi Totalize, 7 Agustus.
Kantong Falaise
Serangan Sekutu mengepung Jerman di kantong Falaise.Dengan hampir terkepungnya Jerman oleh pasukan Sekutu, Komando Tinggi Jerman menginginkan pasukan cadangan Jerman dari daerah sekitar untuk membantu mundurnya pasukan Jerman ke sungai Seine. Namun keinginan ini ditolak oleh Hitler, yang memerintahkan serangan ke Mortain, bagian barat kantong Falaise, pada 7 Agustus. Serangan ini dimentahkan oleh Sekutu, yang lagi-lagi mendapat pemberitahuan duluan oleh intelijen. Rencana awal Sekutu setelah itu adalah untuk mengitari pasukan Jerman sampai sejauh lembah Loire, tetapi Jenderal Omar N. Bradley menyadari kalau pasukan Jerman sudah tidak bisa bergerak, dan setelah mendapat persetujuan dari Montgomery, ia memerintahkan untuk langsung menuju ke utara dan mengepung Jerman. Perintah ini dilaksanakan oleh George S. Patton, pasukannya bergerak hampir tanpa perlawanan melalui Le Mans, lalu ke utara menuju Alençon. Pasukan Jerman akhirnya terkepung pada tanggal 21 Agustus, dengan 50.000 tentara Jerman terperangkap di kantong Falaise.
Paris berhasil direbut tak lama kemudian. Pemberontak Perancis berdiri menghadapi Jerman pada 19 Agustus, dan Divisi Lapis Baja ke-2 Perancis yang dipimpin Jenderal Jacques Leclerc, bersama dengan Divisi Infanteri ke-4 Amerika Serikat menerima penyerahan pasukan Jerman di Paris pada 25 Agustus.Penutupan invasi
Kampanye Normandia menurut beberapa sejarawan berakhir pada tengah malam 24-25 Juli 1944, yaitu pada awal Operasi Kobra, atau pada tanggal 25 Juli, dengan direbutnya Sungai Seine. Rencana awal Operasi Overlord memperkirakan kampanye sepanjang 90 hari di Normandia, dengan tujuan akhir mencapai Sungai Seine; target ini tercapai dengan lebih cepat. Pihak Amerika Serikat berhasil mencapai target mereka lebih awal dengan penembusan besar pada Operasi Kobra.Kemenangan Sekutu di Normandia kemudian dilanjuti dengan usaha untuk menguasai perbatasan Perancis, dan Jerman terpaksa mengirim pasukan dan sumber daya dari Front Timur dan Italia untuk membantu pasukan mereka di front baru ini.
1945: Runtuhnya Kekuasaan Nazi Jerman
Dari hati yang paling mendasar, saya menyampaikan terima kasih saya kepada kalian semua, sejelas seperti harapan saya bahwa kalian dalam keadaan apa pun jangan menghentikan perjuangan. Hendaknya kalian teruskan perlawanan terhadap musuh-musuh pertiwi, tak peduli di mana pun…. Dari pengorbanan para prajurit kita serta dari persatuan saya sampai mati dengan kalian, akan memunculkan bibit-bibit yang dengan gemilang akan melahirkan kembali gerakan Sosialis Nasional (Nazi) dalam suatu masyarakat bangsa-bangsa yang sesungguhnya ….”
Itulah antara lain testamen politik Adolf Hitler yang dibuatnya pada 29 April 1945. bertepatan pada hari pernikahannya dengan Eva Braun di dalam bunkernya di Berlin yang sedang digempur Tentara Merah. Sehari menjelang kematiannya itu, Hitler membuat testamenpolitik dan surat wasiat terakhirnya. Testamen itu menu-, duh musuh-musuhnya sebagai penyebab perang. “Adalah tidak benar jika saya atau siapa pun di Jerman menginginkan perang dalam tahun 1939. Perang itu dikehendaki dan diprovokasi oleh para pemimpin negara-negara lain keturunan Yahudi atau yang bekerja bagi kepentingan Yahudi.
Dalam testamen itu, Hitler juga berbohong dengan menyebutkan bahwa tiga hari sebelum menyerbu Polandia, is telah menawarkan jalan keluar yang baik untuk memecahkan masalah Jerman dengan Polandia. “Tetapi hal itu ditolak karea klik yang berkuasa di Inggris memang menghendaki perang, sebagian dengan alasan komersial, sebagian lainnya akibat terpengaruh propaganda yang dilancarkan organisasi Yahudi internasional …”
Pemimpin Nazi itu juga menyampaikan kehendaknya untuk tetap tinggal di Berlin yang sewaktu-waktu akan jatuh ke tangan pasukan Soviet. “…saya memilih mati secara sukarela pada saat saya yakin bahwa posisi Fuehrer dan gedung kekanseliran tidak mungkin dipertahankan lagi. Saya mati dengan hati gembira karena saya tahu betapa tak ternilainya perjuangan dan capaian petani serta pekerja kita, dan sumbangan unik dari kaum muda kita yang menyandang nama saya….” Ia juga menuding para perwira tentara sebagai tak becus dan menjadi penyebab bencana terpukulnya Jerman dalam perang ini. Hitler lagi-lagi melarang tentaranya mengundurkan diri. “Penyerahan suatu wilayah atau kota adalah terlarang, dan para komandan harus menunjukkan teladan kesetiaan sepenuhnya terhadap tugas sampai mati.”
Pada bagian kedua testamenpolitiknya, Hitler memutuskan untuk memecat Hermann Goering dan Heinrich Himmler karena melakukan pengkhianatan dan perbuatan memalukan. Yaitu berusaha berhubungan secara rahasia dengan musuh tanpa sepengetahuannya serta mencoba merebut kekuasaan.
Ia selanjutnya menunjuk Laksamana Doenitz sebagai penggantinya sesudah mati, sebagai Presiden Reich dan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata. Sedangkan Dr Josef Goebbels, menteri propaganda, diangkat sebagai Kanselir Reich (PM). Dua jabatan, presiden dan kanselir, tadinya dipegang semuanya oleh Hitler semenjak Presiden Hindenburg meninggal dunia tahun 1934. Kepada Doenitz, ia titip nama orang-orang yang perlu diangkat atau dipertahankan dalam pemerintahan baru. Sedangkan untuk ketua partai, ia mengangkat Martin Bormann yang selama ini menjadi sekjen partai Nazi.
Sempat nikah
Selain membuat testamen politik, Adolf Hitler juga membuat surat wasiat yang didiktekannya kepada sekretarisnya. Dalam wasiatnya, ia menjelaskan mengapa ia menikah dan mengapa bersama istrinya akan bunuh diri bersama. Ia juga berpesan agar kekayaannya yang ada dapat diwariskan kepada sanak keluarganya untuk menunjang kehidupan mereka secara sederhana.
“Sekalipun saya dalam tahun-tahun perjuangan duluyakin tidak dapat memikul tanggung jawab perkawinan, kini menjelang akhir hidup, saya memutuskan menikahiwanita yang telah cukup lama menjadi teman yang sesungguhnya, yang telah datang ke kota ini, dan dengan kemauannya sendiri ingin berbagi dengan nasib saya. Ia akan mati bersama saya atas keinginannya sendiri selaku istri. Hal ini merupakan kompensasi bagi kami berdua atas segala apa yang hilang dari kami selama saya bertugas melayani rakyat saya Adalah keinginan kami berdua agar tubuh kami segera dibakar di tempat saya paling banyak melaksanakan pekeriaan sehari-hari selama 12 tahun pengabdian kepada rakyat saya ….”
Pernikahan Hitler dengan Eva Braun dilaksanakan 29 April di ruang peta dalam bunker, dipimpin seorang pejabat catatan sipil dari balaikota Berlin yang dipanggil khusus ke bunker. Upacara berlangsung singkat, tanpa tanya jawab soal keturunan Arya atau mengenai penyakit keturunan yang mungkin mereka warisi, yang biasanya ditanyakan dalam setiap acara pernikahan Nazi. Dalam upacara ini, Eva Braun mengenakan gaun sutra hitam, sedangkan Hitler memakai seragamnya. Sesudah menandatangani surat nikah, Hitler dan istrinya bergandengan menuju ruang lain untuk menjamu sejumlah tamunya dengan sampanye dan sandwich.
Menjelang sore, masuk laporan ke bunker Hitler mengenai nasib tragis diktator fasis Italia, Mussolini, bersama kekasih gelapnya Clara Petacci. Mereka tertangkap dan ditembak mati kaum partisan Jenazah mereka dipertontonkan kepada publik di kota Milan, dengan cara menggantung secara terbalik. Hitler tentu saja tidak mau jenazahnya diperhinakan dan dijadikan mainan, “khususnya oleh orang Yahudi”. Karena itulah is menghendaki agar tubuhnya segera dimusnahkan begitu telah mengakhiri hidupnya.
Hitler dengan tegas menolak permohonan agar dia meloloskan diri meninggalkan Berlin. Satu-satunya jalan yang tersisa adalah lewat udara. Pilot
pribadinya, Hans Bauer menyatakan siap menerbangkannya, dan bila perlu dengan pesawat pembom Junker terbaru yang mampu menempuh jarak
jauh hingga Timur Tengah.
Tak lupa Fuehrer memberibekal kepada Hanna dan Greim masing-masing kapsul racun sianida, siapa tahu mereka memerlukannya. Tatkala hari mulai gelap, Hanna dan Greim menerbangkan pesawat kecilnya yang terombang-ambing di atas Berlin. Mereka hanya melihat pusat kota memerah dilalap api serta asap kebakaran di mana-mana.
Bunuh diri
Hari Senin 30 April, pasukan Rusia tinggal satu blok dari gedung kekanseliran dan bunker Hitler. Kondisi semakin gawat. Pertempuran memperebutkan gedung Reichstag berlangsung sengit. Beberapa kali pasukan infanteri Soviet berusaha menyerbu, tetapi setiap kali pula terpukul mundur. Ketika mereka akhirnya berhasil memasuki gedung simbol kekuasaan Nazi itu, untuk merebutnya pun harus melalui pertempuran berdarah-darah dari ruang satu ke ruang lain, dari tingkat satu ke tingkat lainnya. Tank dan meriam dikerahkan mendukung serbuan tersebut.
Pasukan SS dengan kefanatikan bertempurnya terus sehingga baru tersapu habis menjelang tengah malam.
Beberapa menit sebelum hari berganti menjadi 1 Mei, hari sangat penting bagi Soviet Rusia, bendera kemenangan berhasil dikibarkan di atas gedung Reichstag. Namun karena perebutan Reichstag harus dipropagandakan ke dunia sebagai puncak kemenangan Soviet terhadap Nazi, pagi-pagi tatkala matahari mulai menyinari Berlin, dilakukanlah adegan ulang pengibaran bendera kemenangan di atap gedung tersebut, khusus untuk difoto.
Siang 30 April, tatkala pertempuran di Reichstag tengah berkobar hebat, Hitler antap siang hanya ditemani kedua sekertarisnya, Traudl Junge dan Gerda Christian, serta juru masaknya yang mungkin tidak mengetahui bahwa masakan itu adalah santapan terakhir Fuehrer, sang pemimpin. eva Braun yang resmi dinikahi Hitler sehari sebelumnya, tidak beranjak keluar dari kamar. Rupanya ia tidak punya selera makan menjelang saat-saat terakhirnya.
Sementara Erich Kempka, sopir Hitler mendapat perintah mengumpulkan 200 liter bensin dalam jerigen untuk disiapkan di kebun bunker. Di bunker itu Dr Goebbels dan istrinya juga bersiap untuk kematian mereka bersama keenam anaknya. Untuk itu Magda Goebbels telah menyiapkan coklat dicampur finodin, yang akan membuat anak-anaknya tertidur lelap sehingga mereka tidak akan merasa ketika sianida dimasukkan ke mulut mereka.
Seusai santap siang, Hitler masuk ke kamarnya dan kemudian keluar bersama istrinya yang mengenakan gaun kesayangan Hitler berwama hitam dengan hiasan mawar di kiri kanan bagian leher. Mereka berdua melakukan acara perpisahan, dengan menjabat tangan mereka yang berkumpul di depan kamamya. Hitler mengucapkan kata-kata yang tidak jelas, sedangkan Eva Braun tampak tabah. Ketika memeluk Traudl Junge, ia berkata, “Kamu hams berusaha keluar dari sini, mungkin kamu akan berhasil. Sampaikan cintaku kepada Bavaria.” Setelah itu Eva Braun berbalik, mengikuti suaminya kembali masuk ke kamar pribadi mereka. Suasana menjadi senyap, semua menunggu dengan tegang dan kuyu.
Tak lama kemudian, sekitar pukul 15.30 sebuah letusan pistol terdengar dari kamar Hitler. Ketika itu Traudl tengah membuatkan roti untuk makan siang keenam anak Goebbels. Setelah ditunggu sesaat, tidak terdengar suara apa pun lagi. Ajudan Hitler, Mayor Otto Guns che lalu membuka pintu dan masuk ke kamar. Para pejabat Nazi dan petinggi militer lalu mengikuti masuk. Mereka mendapati tubuh Hitler tergeletak di sofa dengan darah membasahi kepalanya yang terkulai pada sandaran tangan sofa, menghadap ke arah lantai. Darahnya menetes ke karpet.
Rupanya ia menembakkan pistol ke dalam mulutnya langsung setelah menelan sianida. Di sebelahnya, jenazah Eva Braun terbujur dalam sikap meringkuk dengan kaki di bawah badannya. Ia memilih menenggak racun sianida daripada menembak dirinya sendiri. Waktu itu adalah hanya 10 hari sesudah Hitler memperingati hari ulang tahunnya ke-56 dan baru 12 tahun tigabulan sejak ia menjadi kanselir dan mendirikan Reich Ketiga yang dicanangkannya akan berumur 1.000 tahun!
Sekarat lalu mati
Seusai Hitler dan istrinya mati dan tubuh mereka dibakar habis di kebun bunker di tengah ledakan peluru meriam Rusia, keberadaan Reich Ketiga hanya tinggal satu minggu. Dalam keadaan Reich sekarat, kanselir baru Dr Goebbels yang belum sempat mengecap kekuasaannya sebagai PM, bunuh diri bersama istrinya. Sebelumnya Magda Goebbels telah “membereskan” keenam anak mereka selagi tak sadar akibat obat tidur yang dicampurkan pada coklat mereka. Suami-istri Goebbels bunuh diri di kebun bunker dengan alasan agar para penjaga tidak perlu repot-repot mengangkat jenazah mereka ke kebun tersebut.
Pada 1 Mei, tatkala lidah api masih menjilati mayat kanselir dan istrinya di taman bunker, Radio Hamburg tiba-tiba menghentikan siaran musik yang sedang menampilkan Simfoni Ketujuh ciptaan Bruckner dan menginterupsinya dengan maklumat penting yang didahului bunyi genderang militer, disusul suara penyiar: “Fuehrer kita, Adolf Hitler, yang bertempur sampai naf as terakhir melawan kaum Bolshevik, telah gugur di markas besar operasionalnya di Kekanseliran Reich.
Tanggal 30 April Fuehrer telah menunjuk Laksamana Besar Doenitz sebagai penggantinya Tanggal 2 Mei, Jenderal Helmuth Weidling yang ditugasi Hitler untuk mempertahankan kota Berlin hingga tetes darah penghabisan, tak berdaya lagi dan hams menyerah kepada Tentara Merah. Dengan penyerahannya itu, ibukota Berlin pun praktis telah jatuh ke tangan pasukan Soviet. Dua hari kemudian, 4 Mei, Marsekal Montgomery menerima penyerahan seluruh pasukan Jerman Nazi di wilayah utara dan barat Jerman, Belanda dan Denmark. Keesokan harinya, 5 Mei, Grup Tentara G Jerman pimpinan Marsekal Kesselring di wilayah utara pegunungan Alpen juga menyusul, melakukan kapitulasi. Usia Reich Ketiga pun tinggal hitungan jari satu tangan.
Pada hari yang sama ketika Kesselring menyerah, Laksamana Hans von Friedeburg, panglima baru AL Jerman tiba di markas besar panglima tertinggi pasukan sekutu Jenderal Eisenhower di Reims. Friedeburg ditugaskan bernegosiasi dengan pimpinan pasukan sekutu, sekaligus untuk memperpanjang waktu dan kesempatan agar sebanyak mungkin pasukan Jerman dan pengungsi dapat melintas ke barat, ke wilayah yang dikuasai Amerika-Inggris untuk melepaskan diri dari cengkeraman Tentara Merah.
Jenderal Alfred Jodl, salah seorang pimpinan staf tertinggi Jerman tanggal 6 juga datang ke Reims untuk bergabung dengan koleganya dari AL. Namun usaha mereka sia-sia, karena Eissenhower mencium maksud pimpinan militer Jerman itu hanyalah untuk mengulur waktu. Ia pun lalu mengancam jika Jerman tidak menyerah saat itu juga, pasukan sekutu akan menutup garis front dan melarang pengungsi masuk ke wilayah yang dikuasainya.
Tanggal 7 Mei dinihari, Doenitz menerima laporan dari Reims. Rupanya tak ada lagi apa pun yang bisa dilakukan oleh pihaknya. Karena itu melalui radio is menginstruksikan dari markasnya yang baru di Flensburg dekat perbatasan Denmark, agar utusan Jerman di Reims menandatangani saja pernyataan takluknya Jerman tanpa syarat.
Subuh hari itu juga, pada pukul 02.41 Friedeburg dan Jodl menandatangani dokumen takluknya Jerman, sedang pihak sekutu diwakili Jenderal Walter Beddel Smith, dengan saksi Jenderal Ivan Susloparov dari Soviet dan Jenderal Francois Sevez dari Prancis. Penyerahan ini esok harinya diulangi lagi dengan pihak Soviet, dan berlaku efektif mulai 9 Mei 1945. Dengan demikian, berakhirlah Perang Dunia II di Eropa (di Pasifik masih berlangsung) dan Reich Ketiga yang telah sekarat itu pun mati!
Hitler dengan Nazi telah membuat Jerman hancur. Selama perang berlangsung, sekitar 2.850.000 orang tentaranya tewas ditambah 500.000 penduduk sipil juga tewas. Dari 19 juta tempat tinggal/rumah penduduk, tak kurang dari 2.750.000 musnah total dan 1.250.000 lainnya rusak berat. Kota-kota di negeri itu mengalami kehancuran, misalnya Hamburg kehilangan 53 persen bangunan, Koln (Cologne) 70 persen, Dortmund 66 persen, Munich (Munchen) 33 persen, Dresden 60 persen dan Berlin 37 persen.
Sekitar 16 juta orang Jerman menjadi pengungsi dari wilayah timur dan sekitar 4,5 juta orang lainnya terlantar di Jerman. Yaitu para eks-tawanan perang berbagai bangsa dan buruh paksa asing. Sarana dan prasarana banyak yang hancur, dan mereka yang selamat dari peperangan harus berjuang mati-matian untuk mempertahankan hidup.
Di bawah kepemimpinan Hitler dengan Reich Ketiga, rakyat Jerman boleh dikata nyaris akan sampai titik bunuh diri secara nasional.
Keterangan Gambar : Berkibarnya bendera Soviet diatas gedung pemerintahan Nazi, Reinchstag, merupakan tanda berakhirnya Perang Dunia II di Eropa.
Keadaan Pasca Perang Dunia II
Hasil Kemenangan diperoleh sekutu, munculnya Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai negara adidaya, terbentuknya blok-blok yang menjurus ke Perang Dingin, mulai lepasnya negara-negara jajahan Eropa
Jumlah korban Pihak Sekutu
- Militer tewas:
- 17.000.000
- Sipil tewas:
- 33.000.000
- Total tewas:
- 50.000.000
- Militer tewas:
- 8.000.000
- Sipil tewas:
- 4.000.000
- Total tewas:
- 12.000.000
- Konfrensi Postdam (17 Juli-2 Agustus 1945 )
Keputusannya - Jerman dibagi jadi Jerman Barat dan Jerman Timur
- Jerman harus membayar pampasan perang
- Angkatan perang Jerman dikurangi
- Partai NAZI dihapus
- Penjahat perang akan dihukum
- Perjanjian San Francisco (8 September 1951)
Keputusannya: - Jepang diperintah oleh tentara pendudukan AS
- Jepang membayar pampasan perang
- Daerah yang dikuasai Jepang dikembalikan ke pemiliknya
- Penjahat perang akan dihukum
Negara | Populasi tahun 1939 | Kematian Militer | Kematian Penduduk Sipil | Kematian orang Yahudi | Total Kematian | Kematian/ % dari Populasi |
---|---|---|---|---|---|---|
Albania | 1,100,000 | 28,000 | 200 | 28,200 | 2.56% | |
Australia | 7,000,000 | 40,400 | 100 | 40,500 | 0.58% | |
Austria | 7,000,000 | 45,000 | 65,000 | 110,000 | 1.57% | |
Belgia | 8,400,000 | 12,100 | 52,000 | 24,000 | 88,100 | 1.05% |
Brazil | 41,500,000 | 1,000 | 1,000 | 2,000 | 0.00% | |
Bulgaria | 6,300,000 | 22,000 | 22,000 | 0.35% | ||
Burma | 17,500,000 | 60,000 | 60,000 | 0.34% | ||
Kanada | 11,300,000 | 45,300 | 45,300 | 0.4% | ||
Cina | 530,000,000 | 3,000,000 | 7,000,000 | 10,000,000 | 1.89% | |
Cekoslowakia | 15,300,000 | 25,000 | 63,000 | 277,000 | 365,000 | 2.39% |
Denmark | 3,800,000 | 1,300 | 1,800 | 100 | 3,200 | 0.08% |
Estonia | 1,100,000 | 40,000 | 1,000 | 41,000 | 3.73% | |
Ethiopia | 14,100,000 | 5,000 | 200,000 | 205,000 | 1.45% | |
Finlandia | 3,700,000 | 95,000 | 2,000 | 97,000 | 2.62% | |
Perancis | 41,700,000 | 212,000 | 267,000 | 83,000 | 562,000 | 1.35% |
Perancis Indochina | 24,600,000 | 1,000,000 | 1,000,000 | 4.07% | ||
Jerman | 69,300,000 | 5,500,000 | 1,840,000 | 160,000 | 7,500,000 | 10.82% |
Yunani | 7,200,000 | 20,000 | 209,000 | 71,000 | 300,000 | 4.17% |
Hungaria | 9,200,000 | 300,000 | 80,000 | 200,000 | 580,000 | 6.3% |
Islandia | 120,000 | 200 | 200 | 0.17% | ||
India | 386,000,000 | 87,000 | 1,500,000 | 1,587,000 | 0.41% | |
Indonesia | 70,500,000 | 4,000,000 | 4,000,000 | 5.67% | ||
Iran | 14,000,000 | 200 | 200 | 0.00% | ||
Irak | 3,700,000 | 1,000 | 1,000 | 0.03% | ||
Irlandia | 4,250,000 | 100 | 100 | 0.00% | ||
Italia | 43,800,000 | 306,400 | 145,100 | 8,000 | 459,500 | 1.05% |
Jepang | 72,000,000 | 2,000,000 | 600,000 | 2,600,000 | 3.61% | |
Korea | 23,400,000 | 60,000 | 60,000 | 0.26% | ||
Latvia | 2,000,000 | 147,000 | 80,000 | 227,000 | 11.35% | |
Lithuania | 2,500,000 | 212,000 | 141,000 | 353,000 | 14.12% | |
Luksemburg | 300,000 | 1,000 | 1,000 | 2,000 | 0.67% | |
Malaya | 5,500,000 | 100,000 | 100,000 | 1.82% | ||
Malta | 300,000 | 1,500 | 1,500 | 0.5% | ||
Meksiko | 19,800,000 | |||||
Mongolia | 700,000 | 300 | 300 | 0.04% | ||
Belanda | 8,700,000 | 7,900 | 92,000 | 106,000 | 205,900 | 2.37% |
Newfoundland | 300,000 | 1,000 | 100 | 1,100 | 0.37% | |
Selandia Baru | 1,600,000 | 11,900 | 11,900 | 0.74% | ||
Norwegia | 2,900,000 | 3,000 | 5,800 | 700 | 9,500 | 0.33% |
Filipina | 16,400,000 | 57,000 | 90,000 | 147,000 | 0.9% | |
Pulau Pasifik | 1,900,000 | 57,000 | 57,000 | 3.0% | ||
Polandia | 34,800,000 | 400,000 | 2,200,000 | 3,000,000 | 5,600,000 | 16.09% |
Portugis Timor | 500,000 | 55,000 | 55,000 | 11.0% | ||
Rumania | 19,900,000 | 316,000 | 56,000 | 469,000 | 841,000 | 4.23% |
Singapura | 700,000 | 50,000 | 50,000 | 7.14% | ||
Afrika Selatan | 10,300,000 | 11,900 | 11,900 | 0.12% | ||
Uni Soviet | 168,500,000 | 10,700,000 | 11,500,000 | 1,000,000 | 23,200,000 | 13.77% |
Spanyol | 25,500,000 | 4,500 | 4,500 | 0.02% | ||
Thailand | 15,300,000 | 5,600 | 5,600 | 0.04% | ||
Kerajaan Inggris | 47,800,000 | 382,600 | 67,800 | 450,400 | 0.94% | |
Amerika Serikat | 132,000,000 | 407,300 | 11,200 | 418,500 | 0.32% | |
Yugoslavia | 15,400,000 | 446,000 | 514,000 | 67,000 | 1,027,000 | 6.67% |
Total | 1,971,470,000 | 24,456,700 | 32,326,700 | 5,754,000 | 62,537,400 | 3.17% |
Kesimpulan : Suka atau tidak faktanya bahwa Jerman dan Jepang telah membebaskan dunia dari penjajahan pihak sekutu. Jerman telah membebaskan wilayah afrika dan timur tengah dari penjajahan perancis dan inggris,negara-negara balkan dari uni soviet. Jepang telah membebaskan asia timur dari penjajahan Perancis, Inggris, Portugis, dan Belanda. Pendudukan Jepang di Indonesia terasa di eksploitasi dikarenakan pada saat itu Jepang membutuhkan segala sumber daya untuk menunjang perang. Suka atau tidak Jepang membantu Indonesia dalam melaksanakan kemerdekaannya ini terbukti dengan disebutnya beberapa kali nama Laksamana Meida dalam buku sejarah.
Sumber : Berbagai Sumber
Berikut Film-Film yang bertemakan Sejarah Perang Dunia II, bisa didownload juga loh....