......
......
[7 Des 2011 pk 22.30] Apakah Bakrie Dalang Kisruh PSSI Sebenarnya? Salam sejahtera untuk agan-agan sekalian. Setelah mengamati semua peristiwa yang terjadi dalam kurun 1 tahun terakhir, sampailah ane pada sebuah kecurigaan, yaitu: Aburizal Bakrie adalah dalang dari carut-marut PSSI dan sepakbola Indonesia. Kok bisa? Baiklah akan ane beberkan satu per satu. Tolong baca trit ini seutuhnya, jangan sepotong-sepotong. Sebenarnya peperangan yang terjadi sekarang ini adalah antara kubu Panigoro dan kubu Bakrie. Kubu Panigoro yang dulu menggagas LPI kini menguasai PSSI. Sebaliknya kubu Bakrie yang dulu menguasai PSSI kini menggelar liga tandingan melalui PT LI. Untuk mulai memahami kasus ini, ayo kita kembali dulu pada bulan Desember 2010, dimana perhelatan AFF Cup sedang dilangsungkan di Jakarta. Agan sadar perhelatan AFF Cup 2010 kemarin terasa ada yang beda?? Ya, ada yang beda dengan munculnya berbagai spanduk dukungan terhadap Nurdin Halid. Hal ini dinilai aneh karena pada perhelatan turnamen serupa pada 2008 di Jakarta tidak ditemukan adanya spanduk-spanduk tersebut. Pun demikian dengan Piala Asia 2007 di Jakarta. Tahu kenapa? Jawabannya adalah dengan semakin dekatnya Kongres PSSI pada 21-23 Januari 2011. Disana akan dipilih ketua PSSI periode berikutnya. Quote:
Saking ngototnya pencitraan, Nurdin Halid bahkan rela mengeluarkan dana untuk membayar 600 preman guna mengawal spanduk-spanduk tersebut, seperti yang tampak pada pertandingan Indonesia vs Laos. Selain menghalangi para penonton mencabut spanduk dukungan Nurdin Halid, orang sewaan ini juga memaksa mencabut spanduk hujatan pada Nurdin Halid. Quote:
Quote:
Quote:
Last edited by shong_roga; Yesterday at 04:43 AM.. | ||||
QUOTE |
KaskusAd - Create an KasAD / Buat Iklan KasAD |
04-12-2011, 10:07 AM | #2 | ||||||
kaskuser UserID: 1054223 Join Date: Aug 2009 Posts: 366 | Kemudian, beberapa hari menjelang final AFF Cup 2010, Nurdin Halid berbicara pada suatu pertemuan partai Golkar di Sulawesi, bahwa keberhasilan PSSI adalah berkat DIA dan Partai Golkar. Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Last edited by shong_roga; 07-12-2011 at 11:03 AM.. | ||||||
QUOTE |
04-12-2011, 10:08 AM | #3 | ||
kaskuser UserID: 1054223 Join Date: Aug 2009 Posts: 366 | Beberapa waktu kemudian, seperti yang sudah diduga, akhirnya Bakrie muncul sebagai calon Presiden dari Partai Golkar. Hebat, tanpa melalui konsesi. Artinya sudah ada perencanaan dan pengondisian yang matang dalam internal Golkar, sehingga bisa secara bulat dan kompak mengajukan Bakrie. Fenomena ini dalam era demokrasi kekinian dirasakan sangat sulit terwujud, kecuali telah dilakukan upaya penyesuaian dengan berbagai cara. Quote:
Mengamati pula apa yang telah dilakukan Nurdin Halid dengan mengaitkan PSSI dengan Golkar, sulit dipercaya bahwa itu semua adalah insiatifnya sendiri. Bahkan pada suatu momen, Bakrie berniat menyumbangkan tanah 25 hektar untuk PSSI. Kita semua pasti masih ingat idiom “There is no free lunch”. Tidak ada satu pun hal yang dilakukan seseorang tanpa motivasi tertentu di dalamnya. Lantas apa motivasi Bakrie yang bersedia mengeluarkan dana puluhan miliar itu? Bahkan lebih mendahulukan daripada hak korban Lapindo. Quote:
Last edited by shong_roga; 04-12-2011 at 10:33 AM.. | ||
QUOTE |
04-12-2011, 10:08 AM | #4 | |||||||
kaskuser UserID: 1054223 Join Date: Aug 2009 Posts: 366 | Aburizal Bakrie terindikasi berniat memanfaatkan PSSI sebagai alat untuk mencari suara pada 2014. Itulah sebabnya Nurdin begitu ngototnya mempertahankan kekuasaan. Mungkin itu semua dia lakukan demi Bakrie di 2014. Bakrie tahu sepakbola adalah lumbung suara yang sangat besar. Selain sebagai lumbung suara, bukan tidak mungkin PSSI akan digunakan sebagai sapi perah untuk pendanaan pemilu. Hasil kongres di Bali menargetkan klub ISL lepas dari APBD pada 2014. Kenapa angkanya harus 2014? Ada apa ini? Quote:
Selanjutnya, mungkin Panigoro mulai mencium aroma politisasi PSSI oleh Bakrie menuju 2014. Oleh karena itu, Panigoro berupaya menyelamatkan PSSI agar tidak dimanfaatkan oleh nafsu Bakrie. Caranya adalah dengan menciptakan kompetisi dan klub yang professional serta bersih dari kepentingan politik. Bagaimana mungkin cita-cita itu bisa terwujud sementara Bakrie masih menguasai PSSI? Maka diambil-lah scenario merebut kepengurusan PSSI terlebih dahulu, baru kemudian membangun system yang lebih baik. Ketika berhasil masuk ke dalam struktur, Panigoro cs mulai membangun system tersebut dari nol. Kuncinya adalah: Klub harus professional. Kemudian PSSI menetapkan criteria sebuah klub dapat dikatakan professional. Quote:
PSSI Panigoro berupaya membangun tatanan kompetisi professional dari awal. Bukan warisan kompetisi penetek APBD tinggalan zaman Nurdin-Bakrie. Disinyalir PSSI Nurdin memanipulasi laporan kepada AFC sehingga menilai ISL adalah kompetisi terbaik di asia tenggara. Setelah Nurdin lengser, mungkin AFC mendapatkan laporan yang sebenarnya, yang ternyata skor kita jauh tertinggal dari Thailand. Ketahuan deh boroknya warisan lama. Sehingga tidak ada pilihan lain, sistem lama harus dirombak. Sampai disini sebenarnya clear, kalau klub-2 ISL musim lalu mampu memenuhi persyaratan, tentu tidak akan menjadi masalah. Atau ada tim divisi utama musim lalu yang justru mampu memenuhi persyaratan, tentu juga dipersilahkan. Intinya tidak ada promosi gratis, yang ada adalah klub manapun boleh tampil asal lolos verifikasi sebagai peserta kompetisi professional kelas 1 atau kelas 2. Akibatnya cukup jelas, klub-2 lama kelimpungan mencari pendanaan non APBD. Mereka terancam tidak bisa berlaga di kompetisi professional. Nah, celah ini yang kemudian dimanfaatkan oleh Bakrie. Dengan kemampuan finansialnya, Bakrie bersedia mendanai beberapa klub ISL dan divisi utama musim lalu. Tapi tidak untuk mengikuti kompetisi resmi PSSI, melainkan untuk menggelar ISL musim ini. Tujuannya jelas, menggoyahkan kubu PSSI sekarang yang dihuni kubu Panigoro. Mungkin mereka menargetkan tahun 2012 harus diselenggarakan Kongres Luar Biasa untuk menurunkan PSSI Panigoro, dan mengembalikan mereka ke pucuk kepemimpinan PSSI. Sehingga PSSI bisa dipakai untuk mobilisasi suara Bakrie 2014. Sebenarnya klub tidak perlu merengek pada Bakrie. Karena konsorsium menawarkan pinjaman dana. Statusnya pinjaman bukan hibah, yang harus dikembalikan ketika klub sudah mampu mandiri. Tapi entah mengapa pengurus-2 klub lebih memilih Bakrie. Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Selain itu, aroma permainan uang dalam penyelanggaraan ISL juga dapat tercium. Bagaimana logikanya ISL bisa digelar kalau PSSI/BOPI tidak memberi izin? Prosedurnya Kepolisian harus mendapat surat izin dari PSSI/BOPI untuk membantu mengamankan pertandingan. Tapi buktinya, Kepolisian sekarang lempeng mengamankan ISL meskipun tanpa persetujuan PSSI/BOPI. Apalagi kalau bukan kekuatan uang? Ingat, BOPI musim lalu mengizinkan LPI karena klub-2 pesertanya bukan anggota PSSI. Nah sekarang klub peserta ISL masih anggota PSSI, sehingga sudah sewajarnya BOPI tidak memberi izin. BOPI hanya akan memberi izin kalau peserta ISL mengundurkan diri dari keanggotaan PSSI. Kalau dibilang ISL adalah turnamen, masih terasa janggal. Sebab konsep turnamen ISL lebih mirip liga. Contoh turnamen adalah Piala Dunia, AFF Cup, AFC Cup, dlsb. Alasan apa lagi yang digunakan PT LI sehingga membuat Kepolisian percaya bahwa ISL adalah turnamen? Last edited by shong_roga; Yesterday at 12:56 PM.. | |||||||
QUOTE |
04-12-2011, 10:17 AM | #5 | |||||||
kaskuser UserID: 1054223 Join Date: Aug 2009 Posts: 366 | Kemudian penyelenggara adalah PT LI. PT LI ini 99% sahamnya sebelumnya adalah milik PSSI. Tapi anehnya, saham sejumlah tersebut diserah-terimakan ke klub-2 tanpa mengundang pihak PSSI dalam acara RUPS. Judulnya saja Rapat Umum Pemegang Saham, justru PSSI sebagai pemilik mayoritas saham tidak diundang. Jadi ada yang berkuasa di PT LI selain PSSI. Siapa lagi kalau bukan antek Bakrie. Quote:
Quote:
FAQ ISL (post 10 & 16) Manuver & Pembohongan Publik dari Exco Pembangkang, Klub Pembangkang, Petinggi PT LI dan ISL (post 18) Quote:
Quote:
Quote:
| Quote:
|
1 komentar:
Menurut saya semua itu adalah uang 90% Peserta LI(ISL)adalah milik Bakrie dan Partai Golkar.Seperti Mitra Kulkar,PSPS,PSMS Medan dll semua biaya dan pengurusnya orang golkar dan jgn Lupa Pelita Jaya.
Posting Komentar