Jakarta
Tiang besi setinggi 2 meter menyembul dari permukaan laut di
tengah-tengah gugusan Kepulauan Seribu. Namun, speed boat tidak berani
mendekat ke tiang besi itu. "Kalau mendekat, kita kena karang, karena
besi itu ditancapkan di Pulau Ubi yang sudah tenggelam," kata nakhoda
speed boat, Abdullah.
Pulau Ubi menjadi pembicaraan, karena
pulau ini ternyata menjadi tempat eksekusi mati Imam DI/TII (Darul
Islam/Tentara Islam Indonesia) Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Fakta
baru tempat eksekusi regu penembak terhadap Kartosoewirjo ini dituangkan
dalam buku 'Hari Terakhir Kartosoewirjo' yang ditulis Fadli Zon,
pengamat politik yang kini menjadi politisi Partai Gerindra.
Di
dalam buku Fadli Zon itu, dipaparkan 81 foto eksklusif proses eksekusi
Kartosoewirjo. Foto-foto itu jelas sekali memperlihatkan hal-hal baru
terkait eksekusi mati Kartosoewirjo. Salah satunya, bahwa eksekusi mati
dilakukan tim regu tembak di Pulau Ubi, bukan Pulau Onrust sebagaimana
informasi selama ini.
Fadli Zon yang saat ini menjadi kolektor
benda-benda bersejarah itu tidak mau menceritakan dari mana foto-foto
eksklusif itu ia dapatkan. Yang jelas, foto-foto ini merupakan fakta
baru tentang eksekusi Kartosoewirjo dan makamnya.
Senin
(10/9/2012), detikcom mencoba menelusuri Pulau Ubi itu. Di dalam peta
Google, sebenarnya ada dua pulau Ubi, yaitu Pulau Ubi Besar dan Pulau
Ubi Kecil. Kedua pulau itu terletak berdekatan. Namun, berdasarkan
penelusuran detikcom, eksekusi Kartosoewirjo itu dilakukan di Pulau Ubi
Besar.
Berangkat dari Dermaga Marina 6, Ancol, Jakarta Utara,
sekitar pukul 09.00 WIB, speed boat membawa detikcom membelah lautan
menuju Pulau Ubi. Di tengah gelombang yang cukup besar, speed boat
bergerak ke arah utara. Setelah melewati Pulau Kelor dan Bidadari, speed
boat sampai di Pulau Ubi. Perjalanan dari Ancol menuju Pulau Ubi
sekitar 20 menit.
Abdullah mengurangi laju speed boatnya
beberapa puluh meter menjelang tiang besi yang sudah berkarat itu dan
berhenti. Dia tidak berani mendekatkan speed boatnya lagi ke tiang itu
karena dangkal, banyak karang. "Ini pulau Ubi yang sudah tenggelam sejak
beberapa tahun lalu," ujar Abdullah yang sudah mengemudikan kapal ke
gugusan Pulau Seribu sejak belasan tahun lalu itu.
Tak banyak
yang bisa dilakukan oleh detikcom di pulau Ubi yang tenggelam ini,
kecuali hanya mengabadikan kawasan itu dengan kamera. Setelah itu,
Abdullah menjalankan speed boatnya lagi dengan mengitari pulau yang
sudah tenggelam itu. Dengan mengitari pulau itu, diketahui bahwa pulau
Ubi Besar ini tidak begitu luas.
Penelusuran detikcom,
sebenarnya Pulau Ubi Besar ini dihuni oleh sejumlah orang hingga awal
tahun 1950-an. Namun, mereka kemudian pindah ke pulau-pulau di
sekitarnya karena gangguan nyamuk yang dahsyat. Namun, meski sudah
pindah, mereka tetap saja sesekali menepi ke pulau itu saat mencari
ikan.
H Yahya, warga yang pernah tinggal di Pulau Ubi Besar
membenarkan foto Pulau Ubi yang ada di buku Fadli Zon itu. "Ya ini Pulau
Ubi Besar. Saya tinggal di sana hingga beberapa tahun setelah Indonesia
merdeka," kata Yahya saat ditemui detikcom di sebuah pulau di gugusan
Kepulauan Seribu itu.
Menurut dia, setelah ditinggal warga,
Pulau Ubi menjadi pulau tak berpenghuni. Namun, di pulau itu masih
berdiri makam-makam leluhur warga setempat. "Banyak makam leluhur kami
di sana. Sesekali kami juga ziarah sebelum pulau itu tenggelam," kata
Yahya yang juga pernah tinggal di Pulau Kelor itu.
Saat ditanya
apakah dia tahu bahwa Kartosoewirjo dieksekusi mati di pulau Ubi Besar
pada tahun 1962, Yahya mengaku tidak tahu. Memang dulu sempat ada isu
mengenai hal itu, namun kata dia, kemudian tidak ada kejelasannya. Isu
itu menguap begitu saja.
Lantas, kapan pulau itu tenggelam? Yahya
yang kini sudah berusia senja tapi masih enerjik membuat bale-bale dari
bambu itu memperkirakan pulau itu tenggelam sekitar tahun 1980-an.
"Pulau itu tenggelam, karena tanahnya dikeruk untuk membangun Bandara
Cengkareng (Soekarno-Hatta)," ungkap Yahya.
(asy/asy)
Sumber : http://news.detik.com/read/2012/09/11/071453/2014249/10/pulau-ubi-tempat-eksekusi-dan-makam-kartosoewirjo-telah-tenggelam
Baca Juga :
Kenapa Pemberontakan DI/TII Kartosoewirjo Sulit Di Tumpas ?
Biografi SM Kartosoewirjo
Konstitusi Negara Islam Indonesia (NII)
Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) Negara Islam Indonesia (NII)
NII Garut Tolak Cuci Otak dan Peras Harta
Kisah Istri Dan Keluarga Kartosoewirjo
0 komentar:
Posting Komentar